Rabu, 19 Februari 2025

KOMENTAR SYEKH ALI JUMAH PERIHAL NASAB BAALWY

• Komentar Syaikh Ali Jum’ah tentang Nasab Habaib Ba’alawy

Baru saja dan masih sangat “fresh” sekali, seorang ulama besar Mesir yang sangat disegani dan diakui kealimannya, mantan Grand Mufti negri Mesir yaitu Syaikh Ali Jum’ah juga ikut berkomentar tentang nasab Habaib Ba’alawi, kemarin beliau ditanya : 

السؤال الثاني ما رأيكم في نسب السادة باعلوي

“ pertanyaan kedua : bagaimana pendapat anda tentang nasab Sadah ( para Sayyid Ba’alawy ) ? “ 

Beliau menjawab : 

ثابت بالإجماع ثابت بالإجماع واحد با فاس ؟ يطلع ينكر النسب الشريف مع نفسه ايش مع ربه هو حرّ باعلوي نسبهم ثابت عندنا بالإجماع لم نر أحدا يشكك فيه عبر التاريخ أصله مش موجود في الكتاب الفلاني أصله مش موجود في الكتاب العلاني عش حياتك أقعد متملي كذا متشكك حسبنا الله و نعم الوكيل فهذا كلام حمل من السخف ما الله به عليم 

“ valid menurut ijma’ ( kesepakatan) para ulama, sah menurut ijma’. (Adapun) seseorang yang muncul dan menginkari nasab mulia ( Habaib ) ini, maka itu urusannya dengan Tuhan-nya, dia bebas berpendapat apa saja. Akan bagi kami nasab mereka ( Habaib ) sah dan valid secara ijma’, tidak pernah saya melihat sepanjang sejarah orang yang meragukan nasab Ba’aalwyً”

Jauh sebelum beliau, seorang “Allamah” muda Al-Azhar Sayyid Usamah Al-Azhari juga pernah menyampaikan :

السادة باعلوي من أعرق بيوت النسب النبوي الشريف و على المشاهدين الكرام أن يربط في ذهنه الحبيب علي الجفري و الحبيب عمر بن حفيظ و الحبيب عبد القادر السقاف شيخهم و شيخنا و شيخ الكلّ هذه المدرسة العريقة الممتلئة من كم فياض من المعاني و الروحانية و التربية و الذوق و حماية جوهر الإسلام 
السادة باعلوي هؤلاء عبر التاريخ بيوت حافلة بالولاية و العلم و البحور في العلم و المعرفة و الولاية 

“ keluarga Ba’alawy termasuk salah satu keluarga Nabi yang mulia , yang merupakan salah satu keluarga terkuno. Bayangkan saja dalam benak kalian sosok Habib Ali Al-Jufri, Habib Umar Bin Hafidz, dan Habib Abdul Qodir Assegaf guru kami semua. sejak dulu keluarga Ba’alawy ini penuh dengan ilmu dan kewalian, banyak diantara mereka bagaikan “lautan” ilmu, makrifat dan kewalian “ 

dan jauh sebelum beliau berdua sudah ada komentar dari Rais Aam PBNU Kh. Miftahul Akhyar, Ketua PBNU Gus Yahya, Kiai Abdullah Kafabihi Lirboyo, Gus Kautsar Ploso yang semuanya secara tegas dan yakin menyatakan bahwa nasab Habaib Ba’alawy sama sekali tidak diragukan keabsahannya. pondok-pondok “raksasa” seperti Sidogiri, Sarang, Langitan, Lirboyo, Ploso, Demangan Syaikhona Kholil dll juga sudah cukup jelas sikapnya mengenai nasab Habaib

setelah ada fatwa dari Syaikh Ali Jum’ah haruskan kita menunggu respon dari Kiai Imad Dkk ? saya rasa tidak perlu, jawabannya pasti sama, bagi Kiai Imad dan pendukungnya, siapapun yang tidak sependapat dengan mereka akan dicap sebagai orang yang “tidak paham ilmu nasab”, pakar nasab internasional sekelas Sayyid Mahdi Raja’i saja dibilang “lucu dan kurang banyak baca kitab nasab ” 😅😄

Kiai Imad sendiri sudah menegaskan bahwa meskipun semua ulama di dunia ini berfatwa Ba’alawy adalah Dzurriah Nabi, beliau tidak akan pernah percaya ( jangankan Mufti Mesir, Mufti surga sekalipun yang berfatwa Kiai Imad akan tetap keukuh dengan kesimpulannya ) 

“ wa in afta al-muftun.. wa in aftal muftun” 

sebuah statement yang membuat saya bertanya-tanya kajian Kiai Imad ini apakah benar-benar “ilmiah” yang mencari kebenaran atau justru “Ngeyeliah” ( Inad / عِناَدْ ) yang hanya mencari pembenaran ?  “Dalih” utama beliau adalah terus menuntut syarat-syarat “uniq” seperti kitab sezaman yang entah ulama pakar nasab mana yang menjadikannya sebagai patokan untuk “menafikan” dan “menganulir” suatu nasab atau keturunan  

Dalam berbagai episode pembahasan nasab ini, Kiai Imad Dkk dengan segala “kengeyelan” mereka seakan ingin mengajari kita untuk tidak respek, mencurigai bahkan tidak percaya kepada para ulama-ulama yang sudah teruji dan terbukti keilmuannya. dan sebagaimana beliau Kiai Imad punya hak untuk “tidak percaya”, kita juga punya hak yang sama untuk tidak percaya kepada beliau dan para “mufti-mufti-an”-nya seperti Gus Plered, Gus Ihyak, Gus Mogi bahkan Mama Gufron sekalipun 

Sekali lagi, seterusnya dan untuk kesekian kalinya, kita memang tidak harus berfikiran sama, tapi mari kita sama sama berfikir

 • Ismael Amin Kholil, Bangkalan, 22 Juli 2024

Selasa, 18 Februari 2025

DASYATNYA KEKUATAN DZIKIR MURID PANGERSA ABAH ANOM QS

بسم الله الرحمن الرحيم 

Ada sesepuh ikhwan TQN Suryalaya yang berdomisili di Karawang bernama Aki Muhtar bin Asnawi. Suatu ketika ia berziarah ke makam Pangersa Abah Sepuh di Puncak Suryalaya. Di sana Aki Muhtar melaksanakan dzikir tahlil TQN Suryalaya dengan khusyu’nya. Suara dzikirnya mantap seperti derap langkah tentara yang konstan bahkan semakin klimaks.

Para peziarah lain menyaksikan Aki Muhtar begitu asyiknya menikmati dzikir. Maka para peziarah lainnya langsung berma’mum mengikuti dzikir tahlil Aki Muhtar. Sedangkan Aki Muhtar yang sedang “tenggelam” dalam dzikir sama sekali tidak tahu jika diikuti oleh orang banyak. Bahkan Aki Muhtar semakin terhanyut dalam kenikmatan spiritual yang luar biasa.

Kekuatan dzikir Aki Muhtar ternyata bagaikan gravitasi SPIRITUAL yang sangat dahsyat bagi para peziarah lain. Jiwa mereka seperti tersedot dan terbawa oleh kondisi spiritual yang sedang dialami oleh Aki Muhtar. Sehingga jasad mereka seperti tidak cukup untuk menampung ruh mereka. Bahkan RUH mereka terus terbawa melambung hingga ke luar dari jasadnya. Akibatnya banyak di antara mereka kemudian bergelimpangan tidak sadarkan diri.   

Pangersa Abah Anom ra di Madrasah Suryalaya ternyata mengetahui peristiwa yang sedang terjadi di Puncak Suryalaya. Pangersa Abah lalu menugaskan Aki Anta untuk menghentikan dzikir Aki Muhtar serta menjemput dirinya. Maka Aki Anta segera naik ke Puncak Suryalaya melaksanakan tugas dari Pangersa Abah. Aki Anta kemudian menyaksikan Aki Muhtar sedang asyik berdzikir di antara banyak orang yang tergeletak tidak sadarkan diri.

Di telinga Aki Muhtar kemudian Aki Anta mengucapkan: “Sayyidunaa muhammadur rasuulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam!”

Secara spontan Aki Muhtar langsung mengucapkan: “Sayyidunaa muhammadur rasuulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam..” Sehingga dzikir tahlilnya menjadi terhenti. Aki Muhtar lalu membuka matanya. Tapi ia langsung merasa heran  krn di sekitarnya banyak orang yg tidak sadarkan diri.

“Apa yg terjadi dengan mereka semua?” Tanya Aki Muhtar.

“Makanya simkuring ditugaskan oleh Pangersa Abah untuk menjemput anjeun ke Madrasah..” Jawab Aki Anta.

Mendengar hal itu Aki Muhtar segera mengikuti Aki Anta turun menuju ke Madrasah Suryalaya. Ketika Aki Muhtar sudah tiba di hadapan beliau, Pangersa Abah langsung berkata: “Kejar ruh mereka, mumpung belum ke langit..!”

Aki Muhtar segera naik kembali ke Puncak Suryalaya untuk melaksanakan tugas dari Pangersa Abah. Ia langsung berdzikir serta bermunajat kepada ALLOH SWT agar mengembalikan ruh para peziarah yang tidak sadarkan diri. Tidak berapa lama kemudian mereka satu persatu terbangun sadar kembali.

“Yahhh lagi enak-enaknya kenapa malah dihentikan?!!” Kata sebagian besar peziarah yang malah kecewa karena terputus dari pengalaman spiritualnya. Mereka sendiri tidak menyadari jika kondisi spiritual yang mereka alami berpotensi menimbulkan fitnah. Karena bisa menyebabkan ruh mereka seterusnya meninggalkan jasadnya. Subhaanallooh.. Walloohu a’lam..

Kamis, 13 Februari 2025

Dawuh Abah Aos qs

Dawuh Abah Aos Qs. 

Dulu di IAILM ada seorang Profesor menyampaikan kepada para mahasiswa :

" Syaikh Mursyid tidak mengurus urusan dunia, Syaikh Mursyid hanya mengurus urusan akhirat (urusan ruh) para murid. "

Esok harinya setelah sowan ke Abah Anom, Abah Aos (Ajengan Gaos) menyampaikan kuliah meralat apa yang disampaikan profesor. 

Dalam kuliah nya kata Abah Aos :
" Syaikh Mursyid (Abah Anom) bukan hanya mengurus ruh / urusan aherat saja, tapi Syaikh Mursyid juga mengurus dunia"

لا ينبغى لفقير أن يتصدّى و يتصدّر لإرشاد الناس إلا أن أعطاه الله علم العلماء و سياسة الملوك و حكمة الحكمآء

Tidak layak seorang shufi bertindak sebagai mursyid yang memberikan bimbingan kepada manusia kecuali ia telah diberi anugerah oleh Alloh SWT :

- ilmu ulama’ (ilmal ulama'), 
- strategi para raja (siyasatal muluk)
- hikmah yang dimiliki orang-orang yang bijaksana (hikmatul hukama). 

---------
Jangan berfikir Waliyulloh (Syaikh Mursyid) hanya ngurus aherat. 
POLITIK dunia pun Abah Anom (Syaikh Mursyid)  sangat faham. 
Bagaimana tidak faham...! 
Karena...  Alloh yang memberitahunya tentang seluruh kejadian yang akan terjadi di dunia.
-----------

Esok harinya profesor itu datang ke Abah Anom, dan berkata :
" Abah....  Kayanya Ajengan gaos, sudah mempersiapkan materi kuliah nya untuk menyerang saya... "

Kata Abah Anom :
" bukan Kayanya.... Tapi memang Abah yang mempersiapkan nya "...

-----------

Jika berkurang satu saja dari para wali. 
Langit tidak akan hujan lagi. 
Tidak akan tumbuh apapun lagi di bumi ini. 

(alkawakibuzzahiroh 152)

Dunia akan gersang kering kerontang jika tidak ada para wali yang continue ibadah kepada Alloh. 

Semua manusia tidak bisa minum dan makan jika tidak ada waliyulloh.

Alloh masih memberi rizki ke dunia... Karena masih ada para kekasih Nya di muka bumi. 
Kita hanya numpang makan kepada para kekasih Alloh. 

#UntukKejayaanAgamaDanNegara 
#UntukKetahananNKRI 
#UntukPeradabanDunia

Senin, 10 Februari 2025

NGALAP BERKAH DARI SYEKH KHOLIL BANGKALAN

بسم الله الرحمن الرحيم 

Muhammad Kholil bin Abdul Lathif, masyhur dipanggil Mbah Kholil Bangkalan, Madura. Beliau adalah pemuka para Ulama (Muqoddam) pada zamannya, bahkan derajatnya oleh sebagian periwayat sudah mencapai taraf Qutub, Wallahu A'lam.

Namanya bukan hanya masyhur di Jawa dan Madura saja, para pemuka Agama Islam yang tersebar di Nusantara kala itu, rata-rata sudah mendengar namanya, maka tak heran silih berganti Ulama-ulama sowan kepangkuannya. Adapun secara silsilah oleh beberapa Ulama sepuh menuturkan bahwa Mbah Kholil Bangkalan nasabnya bersambung hingga ke Sunan Gunung Jati Cirebon, dan masih termasuk keturunan Rosulullah.SAW dari marga Basyaiban. Diperkirakan lahir pada tahun 1820 Masehi di Kemayoran, Bangkalan, Madura.

Salah satu Guru Mbah Kholil yang ma’ruf adalah Syekh Imam Nawawi Al-Bantani, tetapi Syekh Nawawi Al-Bantani juga mengakui Syaikhona Kholil sebagai gurunya, karena sudah tau kemasyhuran Mbah Kholil ketika pertama kali bertemu di Mekkah. Sedang jumlah murid Mbah Kholil tak terbilang lagi dan rata-rata setelah boyong dari Pesantren Demangan yang Beliau dirikan, murid-muridnya dikemudian hari menjadi Ulama besar, tak hanya itu, murid-muridnya pun secara keseluruhan memiliki pengaruh yang besar pula di antara Ulama lainnya. Adapun beberapa murid beliau di antaranya adalah;
KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri NU dan Pesantren Tebuireng - Jombang),
KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah),
KH. Abdul Karim/Mbah Manab (Pendiri Pesantren Lirboyo - Kediri),
KH. Muhammad Ihsan dari Tuban (Kakeknya Cak Nun – Jombang),
KH. As’ad Syamsul Arifin (Pengasuh Pesantren Asembagus – Situbondo),
KH. Abdul Wahab Hasbullah (Pengasuh Pesantren Tambak Beras – Jombang),
KH. Munawwir (Pendiri Pesantren Al-Munawwir Krapyak – Yogyakarta),
KH. Muhammad Ma'roef (Pendiri Pesantren Kedunglo - Kediri),
KH. Bisri Syansuri (Pendiri Pesantren Denanyar - Jombang)
KH. Ma’shum (Pendiri Pesantren Al-Hidayah Lasem – Rembang),
KH. Anwar Alwi (Pengasuh Pesantren Paculgowang - Jombang),
KH. Abdussalam (Ayah KH. Abdullah Zein Salam, dan Pendiri Pesantren Polgarut Kajen - Pati),
KH. Baidlowi (Pendiri Pesantren Al-Wahdah Lasem - Rembang),
KH. Munji (Pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum Kajen - Pati),
KH. Romli Tamim (Pengasuh Pesantren Darul Ulum Peterongan - Jombang),
KH. Raden Asnawi (Pendiri Madrasah Qudsiyyah dan Pesantren Raudlotut Tholibin - Kudus),
KH. Raden Abdul Fatah (Pendiri Pesantren Al-Fatah Mangunsari - Tulungagung),
KH. Abdul Hamid Chasbullah, (Adik Kiai Wahab Chasbullah dan Pengasuh Pesantren Tambak Beras - Jombang)
KH. Faqih Abdul Jabbar (Pengasuh Pesantren Maskumambang - Gresik),
KH. Ahmad bin Syu'aib (kakek Mbah Maimoen Zubair, Sarang - Rembang).
dan masih banyak yang lainnya.

Mungkin para Milenial terbesit pertanyaan, kok gelarnya Mbah Kholil itu KH (Kiyai Haji), apakah Mbah Kholil pada masa itu sudah menunaikan Hajinya?! Jawabnya bukan hanya sudah menunaikan Haji saja, beliau dengan Karomah yang dimilikinya justru setiap tahun rutin memberangkatkan haji, baik kerabatnya, tetangganya hingga muridnya sendiri, dalam jumlah lebih dari 5 jamaah haji setiap tahun. Bahkan santri asal pulau Jawa pertama Mbah Kholil yaitu Mbah Hasyim Asy'ari juga pernah di berangkatkan haji ketika masih nyantri di Bangkalan.

Memang, bicara sejarah kehidupan Mbah Kholil terkadang tidak bisa ditangkap dengan logika awam. Kedudukan seorang Kiyai Khos yang memiliki segudang doa mujarab yang juga Mualif Ratib, dibutuhkan kejernihan hati dan pikiran sehingga yang namanya Karomah yang dimiliki para Kekasih Allah itu bukan isapan jempol belaka. Yang demikian ada dan fakta.

Disaat KH. Hasyim Asy’ari sedang gencar-gencarnya Riyadloh dalam rangka meneguhkan hati sehingga diberi kemampuan oleh Allah SWT mendirikan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.
Sebelum mendirikan NU, Mbah Hasyim di sarankan oleh para gurunya di Mekkah untuk meminta do'a restu kepada Auliya' masyhur di Nusantara, yakni Syaikhona mbah Kholil bin Abdul Latif Bangkalan.
Mbah Kholil sebagai Gurunya kala itu mengirim tongkat kepada KH. Hasyim Asy’ari melalui KH. As’ad Syamsul Arifin (kala itu usia Kiai As’ad terbilang masih sangat muda, sekitar 26 tahun).

Setelah tongkat pemberian Mbah Kholil diterima oleh KH. Hasyim Asy’ari dari Tangan KH. As’ad, seketika KH. Hasyim Asy’ari merasa gembira seraya berkata: “AlhamduLillah, saya ingin mendirikan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Ini adalah amanah, saya akan teruskan kalo begini”.

Kemudian pada akhir tahun 1924 Masehi, kembali Mbah Kholil mengirim tasbih kepada KH. Hasyim Asy’ari melalui KH. As’ad lagi. Tasbih itu tidak serta merta dipegang dengan tengan KH. As’ad, namun dikalungkan langsung dengan tangan Mbah Kholil dileher KH. As’ad atas permintaan KH. As’ad sendiri. Ini adalah bentuk adab, tata krama, unggah ungguh dan wujud kerendahan hati sang Murid tatkala membawa amanah Gurunya.

Sesampainya dihadapan KH. Hasyim Asy’ari, tasbih itu langsung di ambil dari leher KH. As’ad dengan tangan KH. Hasyim Asy’ari sendiri. Kata KH. Hasyim Asy’ari: “Apa dawuh Kiai Kholil untuk saya saat menyerahkan tasbih ini?”

KH. As’ad Syamsul Arifin menjawab: “Yaa Jabbar, Yaa Jabbar, Yaa Jabbar, Yaa Qahhar, Yaa Qahhar, Yaa Qahhar. Siapa yang berani pada NU akan hancur!!! Siapa yang berani pada Ulama akan Hancur!!! Begitulah dawuh Syaikhona Kholil Bangkalan untuk panjenengan Kiai”

Kemudian berdirilah Nahdlatul Ulama, sebagai organisasi Islam Ahlussunah Wal Jama’ah yang terbilang paling besar di dunia.

Menurut saksi hidup, Syaikhona Kholil Bangkalan sang Paku Tanah Jawa sekaligus pemilik Madrasahnya para Auliya',, wajahnya hampir mirip dengan wajah putrinya yang bernama Nyai Asma. Adapun Nyai Asma pada foto dibawah ini berada di depan sendiri memakai jilbab putih.

Semoga Allah SWT memuliakan Syaikhona Kholil Bangkalan, beserta keluarganya, keturunannya, seluruh murid-muridnya juga pengikutnya berkat Jah dan Syafa’at Baginda Rasulullah SAW, Aamiin.

Tampak dalam foto bawah 📸: Nyai Asma Binti Syaikhona Kholil (kerudung putih) dan Nyai Romlah (ibunda KH. Abdullah Schall) menuntun mempelai pria Kiai Abdul Mughni Bin Kholili.

Menurut sebagian saksi sejarah, wajah Syaikhona Kholil memiliki kemiripan dengan  wajah putri beliau Nyai Asma.⁣

رب فانفعنا ببركتهم *  و اهدنا الحسنى بحرمتهم * و أمتنا في طريقتهم * و معافاة من الفتن⁣

DHAWUH PANGERSA ABAH AOS QS

Dawuh Syaikh Mursyid :

Ada orang datang dengan pakaian serba hitam, lalu ia berkata kepada Syaikh :
Saya punya guru yang sudah mimpi bertemu dengan Alloh 100 x dan mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad 200 x

Kata Syaikh : Terserah.... ( Abah tidak menyalahkan ajaran orang lain ) tapi di sini Abah tidak mengajarkan mimpi.
Abah mengikuti orang yang tidak pernah mimpi yaitu Kangjeng Nabi Muhammad saw.
Abah tidak mengajarkan mimpi bertemu Alloh, tapi mengajarkan untuk selamanya bersama dengan Alloh dengan talqin dzikir.

Makanya jangan tidur supaya tidak mimpi...!
Ajaran ini bukan ajaran mimpi tapi ajaran dzikir yang  menjadikan kita selamanya bersama dengan Nya, dimanapun, kapanpun, sedang apapun.
Firman Alloh :
وانا معه اذا ذكرني
Dan AKU bersamanya jika ia mengingat KU.

Walaupun kyai punya pesantren 100 lantai, punya santri jutaan,
Walaupun ada orang gelar prof nya 100 x kalau tidak ditalqin ruh nya akan macet, ditunggu surat Alqiyamah ayat 10.

Walaupun orang tukang nyangkul, alif juga tidak tahu, tapi ia sudah ditalqin, maka ia tidak akan macet, ia sudah punya jalan khusus kendaraan khusus yaitu dzikir, ia termasuk assabquunassaabiquun...

Tinggal dzikir aja yg banyak...!!

AMALAN QITAMULLAIL

SHALAT MALAM 
(WAKTU DINI HARI)

Pilihan Waktu : 
Mulai Jam 00.01 Dini Hari 

1. Mandi Taubat 
Cara Mandi : 
Seperti mandi janabat (mandi wajib) 
Do’a Mandi Taubat :

 ﺭَﺏِّ ﺍَﻧْﺰِﻟْﻨِﻲ ﻣُﻨْﺰَﻟًﺎ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛًﺎ ﻭَﺍَﻧْﺖَ ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟْﻤُﻨْﺰِﻟِﻴْﻦَ 

Robbii anzilnii munzalan mubaarokan wa Anta khoirul munziilin 
(QS. Al Mu'minun : 29) 

2. Shalat Syukrul Wudlu’ 

Niat Shalat : 

ﺍُﺻَﻠِّﻲ ﺳُﻨَّﺔً ﻟِﺸُﻜْﺮِ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮْﺀِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻟِﻠّٰﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟٰﻰ

 Ushollii sunnatan
 lisyukril wudluu’i rok’ataini lillaahi Ta’alaa

 Jumlah Raka’at : 
2 Raka’at Bacaan Surat : 
Bebas/apa saja 

Waktu Pelaksanaan : 
Setiap habis wudlu selagi masih basah

3. Shalat Tahiyyat Masjid 

Niat Shalat :
 ﺍُﺻَﻠِّﻲ ﺳُﻨَّﺔَ ﺗَﺤِﻴَّﺔِ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻟِﻠّٰﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟٰﻰ

 Ushollii sunnatat tahiyyatil masjid rok’ataini lillaahi ta’ala 

Jumlah Raka’at : 
2 Raka’at 

Bacaan Surat : 
Surat bebas/apa saja 

Waktu Shalat : 
Dilaksanakan setiap kita masuk masjid selagi belum duduk

4. Shalat Taubat 

Niat Shalat : 
ﺍُﺻَﻠِّﻲ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟﺘَّﻮْﺑَﺔِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻟِﻠّٰﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟٰﻰ 

Ushollii sunnat taubati  rok’ataini lillahi ta’ala 

Jumlah Raka’at : 
2 Raka’at 

Bacaan Surat : 
Raka’at Pertama : 
Surat “An Nisaa’ ayat 64” 
Wa lau annahum izh zhalamuu anfusahum jaa’uuka fas taghfarullaaha was taghfara lahumur rasuulu lawajadullaaha tawwabbar rahiimaa 

Raka’at kedua : 
Surat “Ali Imron ayat 135” 
Waalladziina idzaa fa'aluu faahisyatan aw zhalamuu anfusahum dzakaruu allaaha faistaghfaruu lidzunuubihim waman yaghfiru aldzdzunuuba illaa allaahu walam yushirruu 'alaa maa fa'aluu wahum ya'lamuuna

5. Shalat Hajat 
Niat Shalat :

 ﺍُﺻَﻠِّﻲ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟْـﺤَﺎﺟَﺔِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻟِﻠّٰﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟٰﻰ 

Ushollii sunnatal haajati rok’ataini lillaahi ta’ala 

Jumlah Raka’at : 
2 Raka’at 

Bacaan surat : 
Setiap raka’at membaca Surat “Al Ikhlas” 11x 

Setelah Salam : 
Sujud dan memohon ampunan dari dosa, mensyukuri, nikmat dan memohon  hajatnya 

Setelah Selesai : 
Duduk dan membaca sholawat 11x ( boleh sholawat Bani Hasyim ) lalu berdiri menghadap arah Baghdad (barat daya) lalu melangkah, selangkah demi selangkah sebanyak 11x langkah dimulai dengan kaki kanan, dengan bacaan:

 ﻳَﺎ ﺷَﻴْﺦَ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ 

1. Yaa Syaikha Muhyiddin

 ﻳَﺎ ﺳَﻴِّﺪَ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ

 2. Yaa Sayyida Muhyiddin

ﻳَﺎ ﻣَﻮْﻟَﺎﻧَﺎ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ

 3. Yaa Maulanaa Muhyiddin

 ﻳَﺎ ﻣَﺨْﺪُﻭْﻡَ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ 

4. Yaa Makhduuma Muhyiddin

 ﻳَﺎ ﺧَﻮَﺍﺟَﺔَ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ

 5. Yaa Khawaajah Muhyiddin

 ﻳَﺎ ﺷَﺎﻩَ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ 

6. Yaa Syaaha Muhyiddin

 ﻳَﺎ ﺩَﺭْﻭِﻳْﺶَ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ 

7. Yaa Darwiisya Muhyiddin

 ﻳَﺎ ﻗُﻄْﺐَ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ 

8. Yaa Quthba Muhyiddin

 ﻳَﺎ ﺳُﻠْﻄَﺎﻥَ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ

 9. Yaa Sulthaana Muhyiddin 

ﻳَﺎ ﻏَﻮْﺙَ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ 

10. Yaa Ghautsa Muhyiddin 

ﻳَﺎ ﺳَﻴِّﺪَ ﺍﻟﺴَّﺎﺩَﺍﺕِ ﻣُﺤْﻲِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ ﻋَﺒْﺪَ ﺍﻟْﻘَﺎﺩِﺭِ 

11. Yaa Sayyidas Saadaati Muhyiddin Abdul Qadir

 ﻳَﺎ ﻋُﺒَﻴْﺪَ ﺍﻟﻠّٰﻪِ ﺃَﻏِﺜْﻨِﻲ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺍﻟﻠّٰﻪِ ، ﻭَﻳَﺎ ﺷَﻴْﺦَ ﺍﻟﺜَّﻘَﻠَﻴْﻦِ ﺃَﻏِﺜْﻨِﻲ ﻭَ ﺍﻣْﺪُﺩْﻧِﻲ ﻓِﻲ 
ﻗَﻀَﺎﺀِ ﺣَﻮَﺍﺋِﺠِﻲ 
 (ﻭﺗﺴﻤﻰ ﺣﺎﺟﺘﻪ ))

Yaa ubaidillah agitsni bi idznillaah. Wayaa syaikha Tsaqolain aghitsni’ wamdudnii fii qodloo’i hawaa’iji …. 

(sebutkan hajatnya) 
Wahai 'UbaidAlloh, tolonglah aku dengan Izin Alloh, Wahai Syaikhos Tsaqolain, tolonglah aku, bantulah aku dalam tercapainya hajatku ini (sebutkan hajatnya ). 

ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﻟَﻚَ ﺍﻟْﻜُﻞُّ ﻭَﺑِﻚَ ﺍﻟْﻜُﻞُّ ﻭَﻣِﻨْﻚَ ﺍﻟْﻜُﻞُّ ﻭَﺍِﻟَﻴْﻚَ ﺍﻟْﻜُﻞُّ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟْﻜُﻞُّ ﻭَﻛُﻞُّ ﺍﻟْﻜُﻞِّ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﻳَﺎ ﺍَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤِﻴْﻦَ 

Alloohumma lakal kullu, wabikal kullu, wa minkal kullu, wa ilaikal kullu, wa Antal kullu, wa kullul kulli birohmatika. Yaa arhamar roohimiin. 

Ya Alloh, untuk-Mu segala hal, dengan-Mu segala hal, dari-Mu segala hal, kepada-Mu segala hal, Engkaulah segala hal dan segala-segalanya, dengan Rahmat-Mu Wahai Zat Yang Maha Mengasihi orang-orang yang mengasihi.

6. Shalat Tahajjud 

Niat Shalat :
 ﺍُﺻَﻠِّﻲ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟﺘَّﻬَﺠُّﺪِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻟِﻠّٰﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟٰﻰ 

Ushollii sunnatat tahajjudi rok’ataini lillaahi ta’ala 

Jumlah Raka’at : 
6 Raka’at (dengan 3 kali salam) 

Bacaan Shalat : 
Raka’at pertama “Surat Al Baqarah ayat 284-286” 
Lillaahi maa fis samaawaati wa maa fil ardhi, wa in tubduu maa fii anfusikum autukhfuuhu yuhaasibkum bihillaahu, fa yaghfiru li mayyasyaa’u wa yu’adzdzibu mayyasyaa’u wallaahu ‘alaa kulli syai’in qadiir. 
Aamanar rasuulu bi maa unzila ilaihi mir rabbihii wal mu’minuuna, kullun aamana billaahi wa malaaikatihii wa kutubihii wa rusulihii laa nufarriqu baina ahadim mir rusulihii wa qaaluu sami’naa wa atha’naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir. 
Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa lahaa maa kasabat wa ‘alaihaa mak  tasabat, rabbanaa laa tu’aakhidznaa innasiinaa au akhta’naa, rabbana wa laa tahmil ‘alainaa ishran kamaa hamaltahuu ‘alal lladziina min qoblinaa, robbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bihii wa’fu’annaa waghfir lanaa war  hamnaa anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal qaumil kaafiriin. 

Raka’at kedua “Surat Ali imran ayat 18,19, 26-27” 
Syahidallaahu annahuu laa ilaaha illaa huwa wal malaa’ikatu wa ulul ‘ilmi qaa’imam bil qisthi laa ilaaha illaa huwal ‘Azziizul Hakiim. 
Innad diina 'indalloohil Islam. 
Qulilloohumma Maalikal Mulki tu'til Mulka Man Tasyaa'u biyadikal khoiru innaka 'alaa kulli syai'in Qodiir. 
Tuulijul Laila fin nahaari wa tuulijun nahaara fil laili wa tukhrijul hayya minal mayyiti wa tukhrijul mayyita minal hayyi wa tarzuqu man tasyaa'u bighoiri hisaab. 

Do’a Shalat Tahajjud : 
ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﺑِﺤَﻖِّ ﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟﺘَّﻬَﺠُّﺪِ، ﻭَﺑِﺤَﻖِّ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠّٰﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ، ﻭَﺑِﺤَﻖِّ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻭَﻣَﻮْﻟَﺎﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﺍِﺟْﻌَﻠْﻨِﻲ ﻭَﺯَﻭْﺟَﺘِﻲ ) ﻭَﺯَﻭْﺟِﻲ ( ﻭَﺍَﻭْﻟَﺎﺩِﻱ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻙَ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ . ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻨِﻲ ﺍِﻳْﻤَﺎﻧًﺎ ﻳُﺒَﺎﺷِﺮُ ﻗَﻠْﺒِﻲ، ﻭَﻳَﻘِﻴْﻨًﺎ ﺩَﺍﺋِﻤًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﻟَﻦْ ﻳُﺼِﻴْﺒَﻨِﻲ ﺍِﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﻛَﺘَﺐَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻟِﻲ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﻳَﺎ ﺃَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤِﻴْﻦَ .

 Alloohumma bihaqqi shalatit Tahajjudi, wa bihaqqi Bismillahirrahmanirrahim, wa bihaqqi sayyidina wa mawlaana Muhammadin shollallaahu ‘alaihi wa sallama, ij’alni wa zawjatii (wa zawjii) wa awlaadii min 'ibaadikas shoolihiin. 
Alloohummaj'alnii iimaanan yubaasyiru qalbii, wa yaqiinan daa’iman hatta annahu layyushibanii illa maa kataballoohu lii birahmatika Yaa Arhamar Rohimiin. 

Ya Alloh dengan Hak Sholat Tahajjud, dengan Hak Bismillahirrahmanirrohim, dan dengan Hak Tuan dan Pangeran kami Muhammad saw, jadikanlah aku, istriku (suamiku), dan anak-anakku termasuk dalam golongan Hamba-Hamba-Mu yang sholeh.
 Ya Alloh jadikanlah keimananku selalu menyelimuti hatiku, berikanlah keyakinan yang terus menerus, hingga tidak ada yang dapat menimpaku kecuali sesuatu yang telah Alloh tetapkan kepadaku, dengan Rahmat-Mu wahai Zat yang Maha Mengasihi orang-orang yang mengasihi. 

7. Shalat Tasbih 
Niat Shalat :
 ﺍُﺻَﻠِّﻲ ﺳُﻨَّﺔَ
 ﺍﻟﺘَّﺴْﺒِﻴْﺢِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ / ﺍَﺭْﺑَﻊَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﻟِﻠّٰﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟٰﻰ

ushollii sunnatat tasbiihi rok’ataini / arba’a rak’aatin lillaahi ta’ala 

Jumlah Raka’at : 
4 Raka’at 2x Salam (Bila dikerjakan malam hari) 
atau 4 Raka’at 1x salam (Bila dikerjakan siang hari dan tanpa Tasyahud awal) 

Bacaan surat : 
Raka’at 1 = surat Al Ikhlas sebanyak 4 kali 

Raka’at 2 = surat Al Ikhlas sebanyak 3 kali 

Raka’at 3 = surat Al Ikhlas sebanyak 2 kali 

Raka’at 4 = surat Al Ikhlas sebanyak 1 kali

Tatacara Bacaan Tasbih 

POSISI 
Setelah membaca Al Fatihah dan Surah TASBIH 15 
Ruku’ 10 
I’tidal 10 
Sujud Pertama 10 
Duduk diantara Sujud 10 
Sujud Kedua 10 
Duduk Sebelum Berdiri 10 
Jumlah 75 

Jumlah Tasbih dalam 4 Rakaat (75 x 4) 300

Lafadz Tasbih :
 ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠّٰﻪِ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّٰﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﺇِﻟٰﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻭَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ 

Subhaanallohi wal hamdu lillaahi wa laa ilaaha illalloohi walloohu Akbar 

Maha Suci Alloh, Segala Puji bagi Alloh, Tidak ada tuhan kecuali Alloh, Alloh Maha Besar 

8. Shalat Witir 
Niat Shalat :
 ﺍُﺻَﻠِّﻲ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﻟِﻠّٰﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟٰﻰ 
Ushollii sunnatal witri tsalasa roka’atin lillaahi ta’ala 

Jumlah Raka’at : 
3 Raka’at (1 kali salam ditambah dengan doa Qunut) 

Bacaan Shalat : 
Raka’at pertama Surat Al A’laa 

Raka’at Kedua Surat Al Kaafirun 

Raka’at Ketiga Surat Al Ikhlas 

Bacaan Doa Qunut : 

ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﺍﻫْﺪِﻧَﺎ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﻫَﺪَﻳْﺖَ، ﻭَﻋَﺎﻓِﻨَﺎ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﻋَﺎﻓَﻴْﺖَ، ﻭَﺗَﻮَﻟَّﻨَﺎ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﺗَﻮَﻟَّﻴْﺖَ، ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺃَﻋْﻄَﻴْﺖَ، ﻭَﻗِﻨَﺎ ﻭَﺍﺻْﺮِﻑْ ﻋَﻨَّﺎ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﺷَﺮَّ ﻣَﺎ ﻗَﻀَﻴْﺖَ، ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﺗَﻘْﻀِﻲ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻘْﻀَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻚَ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﺬِﻝُّ ﻣَﻦْ ﻭَﺍﻟَﻴْﺖَ، ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻌِﺰُّ ﻣَﻦْ ﻋَﺎﺩَﻳْﺖَ ، ﺗَﺒَﺎﺭَﻛْﺖَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻴْﺖَ، ﻓَﻠَﻚَ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻗَﻀَﻴْﺖَ، ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﻧَﺘُﻮْﺏُ ﺗَﻮْﺑَﺔً ﻧَﺼُﻮْﺣًﺎ ﺍِﻟَﻴْﻚَ، ﺗـَﺤَﺼَّﻨَّﺎ ﺑِﺎﻟْﻌِﺰَّﺓِ ﻭَﺍﻟْـﺠَﺒَﺮُﻭْﺕِ، ﻭَﺍﻋْﺘَﺼَﻤْﻨَﺎ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻠَﻜُﻮْﺕِ، ﻭَﺗَﻮَﻛَّﻠْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺤَﻲِّ ﺍﻟَّﺬِﻱۤ ﻟَﺎ ﻳَﻤُﻮْﺕُ، ﻭَﻧَﺠِّﻨَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴْﻦَ، ﻭَﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُـﺤَﻤَّﺪِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ 
ﺍﻟْﺄُﻣِّﻲِّ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍٰﻟِﻪٖ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪٖ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ

Alloohummahdinaa fii man haadait. 
Wa ‘aafiinaa fii man ‘aafait. 
Wa tawallanaa fii man tawallait. 
Wa baarik lanaa fii maa a’thoit. 
Wa qinaa washrif ’annaa birohmatika syarro maa qadhoit. 
Fa innaka taqdhi walaa yuqdhoo ‘alaik. 
Fa innahu laa yadzillu man waalait. 
Walaa ya’izzu man ‘aadait. 
Tabaarokta robbanaa wa ta’aalait. 
Falakal hamdu ’alaa maa qodhoit. 
Wanastagfiruka wanatuubu taubatann nashuuhan ilaik. 

Tahashshonnaa bi dzil izzati wal jabaruut. 
Wa’tashomnaa birobbil mulki wal malakut. 
Watawakkalnaa ‘alal hayyil ladzii laa yamuut. 
Wanajjiinaa minal qoumiz dzoolimiin. 

Washollalloohu ‘alaa sayyidinaa Muhammadinin nabiyyil ummiyyi Wa’alaa aalihii wa Shohbihii wa sallam. 

Ya Alloh berilah kami petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kami keselamatan, sebagaimana orang yang telah Engkau beri keselamatan. Jadilah wali bagi kami, sebagaimana Engkau telah menjadi wali bagi hamba-Mu yang Engkau kehendaki. Berkahilah untuk kami terhadap apa yang telah Engkau berikan kepada kami. Dengan Rahmat-Mu, lindungi dan singkirkanlah kami dari keburukan apa yang telah Engkau takdirkan. Sesungguhnya Engkau yang menetapkan dan tidak ada yang menjatuhkan ketetapan untuk-Mu. Sesungguhnya tidak akan terhina orang yang Engkau jadikan wali-Mu. Tidak akan mulia orang yang menjadi musuh-Mu. Maha Mulia dan Maha Tinggi Engkau wahai Tuhan kami. Untuk-Mu lah segala pujian atas semua yang telah Engkau tetapkan. Kami mohon ampunan-Mu, kami bertaubat kepada-Mu dengan taubat yang sungguh-sungguh (Taubatan Nashuha). 

Kami berlindung dengan Sang Pemilik Kemuliaan dan Keperkasaan. Kami berjaga dengan Sang Pemilik Kerajaan dan Alam Malakut. Kami berpasrah kepada Zat Yang Maha Hidup, yang tidak akan pernah mati. Selamatkanlah kami dari kaum yang zholim. 

Dan semoga Alloh curahkan Rahmat serta keselamatan atas Tuan kami Muhammad, sang Nabi yang Ummi, juga atas keluarga dan sahabatnya. 

Setelah Selesai : Zikir hingga menjelang subuh 
dan perbanyak membaca : 

 ﺍَﻟْﻤُﺤِﻴْﻂُ ﺍَﻟﺮَّﺏُّ ﺍَﻟﺸَّﻬِﻴْﺪُ ﺍَﻟْﺤَﺴِﻴْﺐُ ﺍَﻟْﻔَﻌَّﺎﻝُ ﺍَﻟْـﺨَﻠَّﺎﻕُ ﺍَﻟْـﺨَﺎﻟِﻖُ ﺍَﻟْﺒَﺎﺭِﺉُ ﺍَﻟْﻤُﺼَﻮِّﺭُ

Al Muhiithu Ar Robbu Asy Syahiidu Al Hasibu Al Fa’aalu Al Khollaaqu Al Khooliqu Al Baari’u Al Mushowwiru 

Maha Meliputi, Maha Mendidik, Maha Menyaksikan, Maha Menghitung, Maha Melakukan Segala Hal, Maha Menciptakan, Maha Menciptakan, Maha Melepaskan, Maha Membentuk.

9. Dzikir

Kamis, 02 Januari 2025

Maksud Talqin dalam kitab SIRRUL ASROR

TALQIN di Dalam Kitab Sirrul Asror 
Sayyid Syeikh Abdul Qodir Al Jailani Qs 

1. Basiroh adalah inti Ruh ( 'ain ar-ruh ). Bagi para Wali, basiroh ini adalah Fuad Mereka. Basiroh ini tidak akan terbuka dengan ilmu Lahiriah, tapi harus dengan ilmu Batin yg langsung dari Alloh ( Laduni ). Sbagaimana disebutkan dalam Firman-Nya, Dan Kami Ajarkan Kepadanya Satu ilmu dari sisi Kami ( al-kahfi 65 ).
    Maka yg Harus dilakukan oleh orang2 yg ingin menggapai inti Ruh adalah dengan berguru Kepada Ahli Basiroh dengan Mengambil TALQIN dari Wali Yg Mursyid yg Memberi Arahan Langsung Dari Alam Lahut.

2. Ketahuilah Bahwa Jenjang2 Martabat yg telah disebutkan pada Bab Sebelumnya tdak Dapat dicapai kecuali dengan Taubat Yg Tulus dan Mendapat TALQIN dari Mursyid. Alloh Swt. Berfirman, Dan ( Alloh ) Mewajibkan Kpda Mereka mendapatkan Kalimat Taqwa (Al-fath 26). 
      Maksud Kalimat Taqwa ini Adalah Lāilāhaillalloh dengan Syarat diambil dari orang Yg Bertaqwa dan Suci dari Memikirkan Selain Alloh Swt. Bukan Kalimat Lāilāhaillalloh yg didengar dari bacaan orang Awam.

3. Alloh Swt berfirman, Ketahuilah bahwa sesungguhnya Tiada Tuhan Melainkan Alloh dan Mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi ( dosa ) Orang2 Mukmin, Lelaki dan perempuan. ( Muhammad 19 ). TALQIN yg menjadi Sebab Turunnya ayat ini adalah TALQIN Dzikir yg Diperuntukkan khusus Orang2 Khawas ( Khusus ).

4. Perumpamaan Orang Yg Taubat dari dosa Lahiriah saja seperti orang Yg memotong rumput sampai dipangkal batang saja, tidak mau mencabut dari akarnya. Maka, pasti akan tumbuh lagi, bahkan lebih Banyak dari sebelumnya. ( sedangkan ) Ahli Taubat yg bertaubat dari segala dosa dan ahlak buruk bagaikan orang yg mencabut rumput hingga akarnya. Maka dipastikan dia tidak akan tumbuh lagi kecuali sedikit. Maka TALQIN adalah alat untuk "memotong" segala sesuatu selain Alloh Swt dari Qolbu orang Yg di-TALQIN.

4. Sayyiduna Umar bin Khattab Berkata, Qolbuku melihat Robb-ku dengan cahaya Robb-ku. Artinya Qolbu Manusia Adalah Cermin Yg Memantulkan Jamalulloh.
   Penyaksian Umar bin Khattob Ra, ini tidak dapat digapai Kecuali Dengan TALQIN dari Guru Mursyid yg Telah Sampai / Wusul kpada Alloh Swt. TALQIN itu diterima dari generasi Paling awal ( as-sābiqīn ). Kemudian, TALQIN ini diturunkan dari Mereka ( as-sābiqīn ) untuk menyempurnakan orang2 yg belum Sempurna ( an-nāqishīn ) atas perintah Alloh Swt melalui Nabi-Nya.

5. Rosululloh Saw Bersabda, Kalimat bijak adalah milik Hukama yg hilang. Ambillah bila menemukannya.
    Kalimat Lāilāhaillalloh dari mulut orang Awam turun dari Lauhil Mahfuzh yakni Alam Jabarut, pahala Mengucapkannya adalah Pahala Derajat. Sedangkan kalimat Lāilāhaillalloh dari Mulut Rijalulloh ( Auliya ) turun Dari Lauhil Akbar melalu Lisan Al-Qudsi di Alam Al-Qurbah tanpa perantara. Segala sesuatu kembali pada asal. Oleh Karena itu, mengambil TALQIN dari Qolbu yg hidup hukumnya Fardhu. Sbagaimana Rosululloh Saw Bersabda, Mencari ilmu hukumnya sangat Fardhu bagi setiap Muslim dan Muslimah. Maksud ilmu pada Hadist ini adalah ilmu Ma'rifat dan ilmu Qurbah. 

6. Membersihkan Qolbu dari Noda2 ( Banyak Makan, Minum, Tidur, Bicara, Jima' dll ) ini tidak dapat dilakukan kecuali dengan Melazimkan Dzikir yg didapat Dari TALQIN. Awalnya dengan Dzikir nyaring hingga mencapai Maqom Hakikat. Sbagaimana Alloh Swt Berfirman, Sesungguhnya Orang2 Yg Beriman itu adalah Mereka yg apabila disebut Nama Alloh Gemetarlah Qolbu Mereka ( al-anfal 2 ) 

7. Maka Hamba di Dunia ini Wajib Mencari Kehidupan Qolbu ( TALQIN ) di Alam Akhirat dari Mursyid Ahli TALQIN sebelum Waktu Habis. Sebagaimana Sabda Rosululloh Saw, Siapa Yg Mencari Dunia Dengan Amalan Akhirat, Maka Dia tdak mendapat bagian apa2 di Akhirat. Dunia ini adalah Ladang Akhirat. Siapa Yg tdak Menanam di Dunia, Dia tdak Akan Menuai di Akhirat. 

8. Para Sufi Berpendapat Terkait Surat An-nur : 35. Bahwa Yg dimaksud "Misykah" adlah Qolbu Org Mukmin dan Yg dimaksud "Pelita/Mishbah" adalah Sirri al-Fuad yaitu Ruh Sulthoni. Yg dimaksud "Kaca/Zujājah" adalah Fuad. Alloh Swt Menyifati Fuad dengan Berkilauan ( Durriy ) krena Cahayanya Yg Sngat Kuat. Kemudian, Alloh Swt menjelaskan Sumber Cahayanya ( al-ma'din ), "Yg dinyalakan dengan minyak dari Pohon yg diberkahi". Pohon yg dimaksud adalah Pohon TALQIN. Dan Tauhid yg Murni pasti Keluar dari Lisan al-Qudsi tanpa perantara. Lalu Alloh Swt Menyifati Pohon TALQIN tersebut dengan Firman-Nya, "Tidak di Timur dan tidak Pula di Barat" artinya tdak dibatasi oleh sifat Baharu dan Tiada, serta sifat Muncul dan Hilang, Melainkan Azali dan tidak hilang selamanya. Sbagaimana Dzat Alloh Swt yg Wajibul Wujud, Maha Qodim yg Azali, Kekal dan Abadi. Begitu pula dengan Sifat-Nya Alloh Swt. Karena ia Termasuk Cahaya Alloh Swt dan Tajalli-Nya yg Selalu Bersama dengat Dzat-Nya.

9. Bersuci ada 2 : Lahir dan Batin
Bersuci secara Lahir dilakukan dengan menggunakan air Syari'at. 
Bersuci secara Batin dilakukan Dengan Taubat, TALQIN, Pembersihan Qolbu dan Suluk Thoriqoh ( Menempuh Jalan Ruhani ). 
Wudhu dan Sholat Lahir Memiliki Waktu tertentu, Sedangkan Wudhu dan sholat Batin Selamanya, Seumur Hidup, Siang Dan Malam Brsambung ( Tanpa Putus ).

10. Bersuci Ma'rifat Ada 2 : Menyucikan Ma'rifat  Sifat dan Menyucikan Ma'rifat Dzat. Menyucikan Ma'rifat Sifat tdk bsa Berhasil Kecuali dengan TALQIN dan Membersihkan Cermin Qolbu dengan Dzikir Asma' dari Nafsu Basyariyah ( Manusiawi ) dan Hayawaniyah ( Kebinatangan ).

11. Haji ada 2 : Haji Syari'at dan Haji Thoriqoh/Tarekat. Haji Syari'at Sudah Maklum. Haji Thoriqoh, Bekal dan Kendaraannya adalah Kecenderungan Kepada Ahli TALQIN ( MURSYID ), Lalu Mengambil TALQIN darinya. Selanjutnya Melazimkan Dzikir dngan Lisan serta Menghayati Maknanya, yg dimaksud dngan Dzikir disini ialah Lāilāhaillalloh hingga Qolbunya Hidup. Selanjutnya Menyibukkan diri dengan Dzikir Batin hingga Qolbunya Bersih.

12. Jika Seorang Mukmin Ahli Tauhid ( Sufi ) duduk dalam Kholwat dengan Taubat dan TALQIN Beserta Syarat2nya, Maka Alloh Swt Akan Memurnikan Amalnya, Menerangi Qolbunya, Melembutkan Kulitnya, Menyucikan Lidahnya dan Disatukan indranya yg Lahir dan yg Batin. Lalu Alloh Swt Mengangkat amalnya ke Hadirat-Nya dan Alloh Swt Mendengarkan doanya. Seperti Ucapannya, "Sami'allõhu liman hamidah ( Alloh Swt. Maha mendengar orang yg Memuji-Nya ). Maksudnya Alloh Swt. Menerima doanya, pujiannya, serta kerendahan hatinya. Lalu Alloh Swt akan menganugerahkan pada Hamba-Nya itu balasan berupa Al-Qurbah dan Surga ( Derajat ).

13. Sayyidina 'Ali bin Abi Tholib K.w. berkata,
" Jika Bukan Krena Bimbingan Tuhanku, Aku Tidak Akan Mengenal Tuhanku". Pembimbing Batin ini Muncul Karena adanya Pembimbing Lahir Yaitu ahli TALQIN Seperti Para Nabi, Para Wali, Mereka adalah Para penerang Lahir dan Batin. Qolbu tidak akan Mendapat Tarbiyah ( Didikan ) dari Para Nabi dan Wali Kecuali Setelah Bertemu Dengan Ruh Lain ( Mursyid ). Alloh Swt Berfirman, " Alloh Mendatangkan Ruh atas Perintah-Nya kepada Siapa Saja yg Ia Kehendaki dari Hamba-hamba-Nya ( Al-Mu'min :15 )

Mencari Mursyid itu Wajib demi Ruh Kita ini yg dengan bimbingan Mursyid itu Qolbu akan hidup dan dengan Bantuan Mursyid dia akan mengenali Tuhannya. Pahamilah ! 

Kesalahan dan Kekurangan Dariku
Kebenaran dan kelebihan Dari Guruku

Bibarkati wa karomati Sayyidi Syeikh Muhammad Abdul Gaost Saifulloh Maslul Al Qodiri an naqsyabandi al Muttaqi al Kamil Mukamil al Muwaffaq al Gaost Al Qutub As Shomadani Ra Qs Al Fatihah.