Selasa, 02 April 2024

๐Ÿ’š๐Ÿ’šMengenal Pengarang Doa Kamilin yang Dibaca setelah Shalat Tarawih

๐Ÿ’š๐Ÿ’šMengenal Pengarang Doa Kamilin yang Dibaca setelah Shalat Tarawih

Siapa pengarang doa kamilin yang dibaca setelah shalat tarawih? 

Ada yang khas dari sejumlah masjid dan mushala kala Ramadhan. Salah satunya adalah digunakannya ‘doa kamilin’ oleh imam setelah menyelesaikan shalat tarawih. Dan sudah selayaknya, semua mengetahui siapa pengarang dari doa fenomenal tersebut.

Sekadar diketahui bahwa doa yang hampir selalu dibaca oleh umat Islam di Tanah Air ini juga termaktub dalam kitab-kitab doa ulama Nusantara. Salah satunya Majmรป‘ah Maqrรปรขt Yaumiyah wa Usbรป‘iyyah karya Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, allahumma yarham, KH Muhammad bin Abdullah Faqih. 

Pada lembar pengantar, sang ayah, KH Abdullah Faqih, mengatakan bahwa doa-doa dalam kitab itu merupakan hasil ijazah dari Kiai Abdul Hadi (Langitan), Kiai Ma'shum (Lasem), Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki, dan Syekh Yasin bin Isa al-Fadani. 

KH Abdullah Faqih memberikan restu atau ijazah kepada siapa saja yang mengamalkan (dengan ijรขzah munรขwalah).  Sejumlah takmir masjid mencetak secara khusus doa yang hendaknya dibaca usai melaksanakan shalat tarawih. Bacaan sekaligus doa dan permohonan tersebut dikenal dengan istilah doa kamilin. 

Sebagai imam maupun jamaah, ada baiknya mengetahui arti dari doa yang diaminkan dengan sangat antusias tersebut.Dan berikut ini adalah doa yang lazim dibaca para ulama selepas shalat tarawih sekaligus artinya: 

ุงَู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุงุฌْุนَู„ْู†َุง ุจِุงู„ْุฅِูŠْู…َุงู†ِ ูƒَุงู…ِู„ِูŠْู†َ، ูˆَู„ِู„ْูَุฑَุงุฆِุถِ ู…ُุคَุฏِّูŠْู†َ، ูˆَู„ِู„ุตَّู„َุงุฉِ ุญَุงูِุธِูŠْู†َ، ูˆَู„ِู„ุฒَّูƒَุงุฉِ ูَุงุนِู„ِูŠْู†َ، ูˆَู„ِู…َุง ุนِู†ْุฏَูƒَ ุทَุงู„ِุจِูŠْู†َ، ูˆَู„ِุนَูْูˆِูƒَ ุฑَุงุฌِูŠْู†َ، ูˆَุจِุงู„ْู‡ُุฏَู‰ ู…ُุชَู…َุณِّูƒِูŠْู†َ، ูˆَุนَู†ِ ุงู„ู„َّุบْูˆِ ู…ُุนْุฑِุถِูŠْู†َ، ูˆَูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุฒَุงู‡ِุฏِูŠْู†َ، ูˆَูِูŠ ุงู„ْุงٰุฎِุฑَุฉِ ุฑَุงุบِุจِูŠْู†َ، ูˆَุจِุงู„ْู‚َุถَุงุกِ ุฑَุงุถِูŠْู†َ، ูˆَู„ِู„ู†َّุนْู…َุงุกِ ุดَุงูƒِุฑِูŠْู†َ، ูˆَุนَู„َู‰ ุงู„ْุจَู„َุงุกِ ุตَุงุจِุฑِูŠْู†َ، ูˆَุชَุญْุชَ ู„ِูˆَุงุกِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ุณَุงุฆِุฑِูŠْู†َ، ูˆَุนَู„َู‰ ุงู„ْุญَูˆْุถِ ูˆَุงุฑِุฏِูŠْู†، ูˆَุฅِู„َู‰ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ ุฏَุงุฎِู„ِูŠْู†َ، ูˆَู…ِู†َ ุงู„ู†َّุงุฑِ ู†َุงุฌِูŠْู†َ، ูˆَุนَู„َู‰ ุณَุฑِูŠْุฑِ ุงู„ْูƒَุฑَุงู…َุฉِ ู‚َุงุนِุฏِูŠْู†َ، ูˆَุจِุญُูˆْุฑٍุนِูŠْู†ٍ ู…ُุชَุฒَูˆِّุฌِูŠْู†َ، ูˆَู…ِู†ْ ุณُู†ْุฏُุณٍ ูˆَุงِุณْุชَุจْุฑَู‚ٍ ูˆَุฏِูŠْุจَุงุฌٍ ู…ُุชَู„َุจِّุณِูŠْู†َ، ูˆَู…ِู†ْ ุทَุนَุงู…ِ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ ุขูƒِู„ِูŠْู†َ، ูˆَู…ِู†ْ ู„َุจَู†ٍ ูˆَุนَุณَู„ٍ ู…ُุตَูًّู‰ ุดَุงุฑِุจِูŠْู†َ، ุจِุฃَูƒْูˆَุงุจٍ ูˆَّุฃَุจَุงุฑِูŠْู‚َ ูˆَูƒَุฃْุณٍ ู…ِّู†ْ ู…َุนِูŠْู†ٍ ู…َุนَ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุฃَู†ْุนَู…ْุชَ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ู…ِู†َ ุงู„ู†َّุจِูŠِّูŠْู†َ ูˆَุงู„ุตِّุฏِّูŠْู‚ِูŠْู†َ ูˆَุงู„ุดُّู‡َุฏَุงุกِ ูˆَุงู„ุตَّุงู„ِุญِูŠْู†َ ูˆَุญَุณُู†َ ุฃُูˆู„ุฆِูƒَ ุฑَูِูŠْู‚ًุง، ุฐٰู„ِูƒَ ุงู„ْูَุถْู„ُ ู…ِู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَูƒَูَู‰ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ุนَู„ِูŠْู…ًุง، ุงَู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุงุฌْุนَู„ْู†َุง ูِูŠ ู‡ٰุฐِู‡ِ ู„َูŠْู„َุฉِ ุงู„ุดَّู‡ْุฑِ ุงู„ุดَّุฑِูŠْูَุฉِ ุงู„ْู…ُุจَุงุฑَูƒَุฉِ ู…ِู†َ ุงู„ุณُّุนَุฏَุงุกِ ุงู„ْู…َู‚ْุจُูˆْู„ِูŠْู†َ، ูˆَู„َุง ุชَุฌْุนَู„ْู†َุง ู…ِู†َ ุงْู„ุฃَุดْู‚ِูŠَุงุกِ ุงู„ْู…َุฑْุฏُูˆْุฏِูŠْู†َ، ูˆَุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุงٰู„ِู‡ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ุฃَุฌْู…َุนِูŠْู†َ، ุจِุฑَุญْู…َุชِูƒَ ูŠَุง ุฃَุฑْุญَู…َ ุงู„ุฑَّุงุญِู…ِูŠْู†َ، ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ 
 
Artinya: Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban. Yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk. Yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat. Yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari. Yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. (Lihat: Sayyid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).  

Tampak bahwa nama ‘kรขmilรฎn’ diambil dari redaksi pembuka doa ini yang memohon terbentuknya pribadi-pribadi sempurna (kรขmilรฎn) dalam hal keimanan. Substansi doa ini cukup komplet, meliputi aspek duniawi dan ukhrawi, kenikmatan dan kesulitan, meminta keberkahan malam mulia, diterimanya amal, dan lain sebagainya. Wallahu a’lam .

Oleh : Rizki Alfatih 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar