Sabtu, 17 Agustus 2019

WALISANGA UTUSAN KHILAFAH TURKI

TERUNGKAP! Ternyata Walisongo Utusan Khalifah Utsmaniyah, Penjajah Belanda Yang Menghapus Jejak Khilafah












[PORTAL-ISLAM.ID]Di era sekarang ini sangat terasa upaya-upaya marginalisasi Islam. Islam disebut agama impor dengan konotasi negatif, kebencian yang berbau ke-arab-araban, istilah "Khalifah" atau "Khilafah" yang dicurigai.
Lalu muncul istilah baru "Islam Nusantara". Salah satunya berdalil dengan Wali Songo.
PADAHAL... ternyata WALI SONGO adalah para ulama dan da'i utusan Khalifah Utsmaniyah, yang diutus untuk berdakwah di nusantara.
JELAS... Walisongo itu bukan menusantarakan Islam Tapi mengIslamkan Nusantara


Berikut diantara BUKTI-BUKTI sejarah...

Naskah Sultan Ngarum, Kisah Dai Utusan Khalifah Turki Ustmani Di Tanah Jawa

Naskah Sultan Ngarum adalah naskah milik Ki Marsinah, seorang penduduk Desa Mundak Jaya Blok Munjul Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. Naskah ini diperoleh Ki Marsinah dari pemilik sebelumnya yang bernama Ki Abdullah. Naskah ini menceritakan tentang sekelumit info mengenai upaya pengiriman dai ke tanah Jawa oleh Khalifah dari Kesultanan Turki Ustmani.
Dalam Naskah Sultan Ngarum dikisahkan mengenai seorang yang bernama Syekh Subaqir. Beliau dikisahkan berangkat dari Rum menuju tanah Jawa atas titah atau perintah Sultan Rum. Dari Negri Rum Syekh Subaqir dikisahkan berlayar mengarungi samudera, melewati berbagai Negara hingga kemudian sampai ke Jawa.
Di Jawa Syekh Subaqir kemudian membuat tempat tinggal dengan cara membabad hutan belantara, Jawa pada waktu itu dikisahkan sebgai negeri yang masih dipenuhi hutan rindang. Didalamnya bergentayangan mahluk astral yang mengerikan.
Kondisi teks pada tulisan naskah terbilang jelas sehingga mudah dibaca, halaman awal dan akhir hilang, dalam naskah ini juga terdapat penomoran pada setiap penggantian bab.
Naskah ini menurut penulis, merupakan sebuah bukti, bahwa dalam upaya Islamisasi di Jawa rupanya kekhalifahan Turki Ustmani yang disebut sebagai Kesultanan Rum itu ternyata turut serta ambil bagian. Maka kemudian sudah sewajarnya apabila ada sejarahwan tertentu berpendapat bahwa para penyebar Islam di tanah Jawa, atau para wali sanga dan dai-dai lainnya diyakini berkaitan dengan Kekhalifahan Turki Ustmani.
Link:http://www.historyofcirebon.id/2018/03/naskah-sultan-ngarum-kisah-dai-utusan.html
***
Sebuah kitab bernama Kanzul Hum karya Ibnu Bathutah yang sekarang disimpan di museum Istana Turki di Istanbul menyebutkan bahwa Walisongo datang ke Indonesia atas perintah Sultan Muhammad I untuk menyebarkan agama Islam.
Pada tahun 1404 M (808 H) Sultan mengirim surat kepada para pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah dengan maksud untuk meminta sejumlah ulama agar diberangkatkan ke pulau Jawa. Para ulama yang dimaksud adalah mereka yang memiliki kemampuan dalam segala bidang agar nantinya akan memudahkan proses penyebaran Islam.
Dengan keterangan di dalam kitab tersebut kita menjadi tahu bahwa sebenarnya Walisongo adalah para ulama yang sengaja diutus Sultan pada masa kekhalifahan Utsmani. Saat itu terdapat 6 angkatan keberangkatan yang masing-masing terdiri dari sembilan orang. Jadi jumlah sebenarnya bukan sembilan ulama tetapi jauh lebih banyak.
Angkatan satu dipimpin oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim asal Turki yang berangkat pada tahun 1400an. Beliau adalah ulama yang memiliki keahlian dalam bidang politik dan sistem pengairan. Dengan berbekal keahlian tersebut maka beliau menjadi peletak dasar berdirinya kesultanan di pulau Jawa dan juga berhasil memajukan pertanian di pulau ini.
Angkatan pertama ini juga terdiri dari dua orang ulama yang berasal dari Palestina yaitu Maulana Hasanuddin dan Sultan Aliudin. Dua orang ulama ini berdakwah di Banten dan mendirikan kesultanan Banten. Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat Banten yang merupakan keturunan dari Sultan Hasanuddin memiliki hubungan secara biologis dengan rakyat Palestina.
Selain itu ada Syekh Ja'far Shadiq yang diberi julukan sebagai Sunan Kudus dan Syarif Hidayatullah yang disebut sebagai Sunan Gunung Jati. Kedua ulama ini juga berasal dari Palestina. Dalam prose

Tidak ada komentar:

Posting Komentar