Seorang pria muda (sebutlah
ia bernama amir) mendengar hadits-hadits dan ayat
tentang mulianya
bersedekah di jalan Allah, betapa mulianya ber infaq dengan
shadaqatussir (sedekah
secara sembunyi-sembunyi), sebagaimana hadits Rasul saw
“Sedekah dengan sembunyi sembunyi
memadamkan kemurkaan Allah” (HR Thabrani
dengan
sanad Hasan).
Maka bangkitlah di hati Amir niat luhur untuk melakukannya, ia merasa telah banyak
bermaksiat dan ia merasa ibadah-ibadahnya tak cukup untuk memadamkan
kemurkaan Allah swt, dan iapun mulai mengumpulkan hartanya,
setiap ia mendapat
untung dari pekerjaannya selalu ia sisihkan
untuk bersedekah secara sembunyi-
sembunyi, siang malam ia terus berusaha
dengan gigih mengumpulkan uang hingga
setahun lamanya,
terkumpullah sejumlah uang dinar emas yang cukup banyak
jumlahnya.
Malam
itu Amir menaruh seluruh uangnya itu dalam kantung besar, lalu ia berpakaian
gelap dan penutup wajah hingga tak seorangpun mengenalinya, ia berjalan ditengah
malam yang sunyi, tiba-tiba
ia melihat seorang
wanita yang tertidur
di emper jalan,
maka ia lemparkan kantong
uangnya pada tubuh si wanita,
si wanita pun kaget
terbangun, dan hanya menyaksikan pria bercadar itu lari terbirit-birit. Amir membatin
dalam hatinya
“ah wanita itu pasti berharap
isi kantung itu adalah makanan,
namun
MASYA ALLAH SETUMPUK UANG DINAR!!.. wah.. dia pasti gembira dan
mendoakanku..Puji syukur atas Mu Rabbiy, aku lelah setahun
mengumpulkan uang
untuk
hal ini.., semoga Engkau menjadikannya shadaqah rahasia yang kau terima..”
Keesokan
harinya heboh lah kampung itu dengan kabar bahwa seorang wanita pelacur
mendapat sekantung
uang dinar emas ketika sedang menunggu pelanggannya..!,
mendengar berita itu maka Amir terhenyak
lemas.. ia membatin,
Subhanallah..
pelacur..
sedekahku yang kukumpulkan setahun ternyata ditelan pelacur!, ah..
sedekahku tak diterima oleh Allah.. hanya menjadi santapan
wanita pezina dan
penyebab
orang berzina?naudzubillah?!
Amir muram dan sedih..
namun ia tetap penasaran, ingin agar sedekahnya diterima
oleh
Allah dan tak salah alamat, maka ia mengumpulkan lagi harta dengan lebih gigih
lagi
hingga setahun lamanya, setelah harta terkumpul ia membeli sebanyak-banyaknya
perhiasan emas dan berlian,
terkumpullah sekarung perhiasan
beragam corak dan
jenis.. ah.. ia puas memandang jerih payahnya.., iapun mengulangi perbuatannya,
menggunakan penutup
wajah dan membawa
karung perhiasan itu ditengah malam..,
tiba-tiba ia melihat seorang
lelaki setengah baya yang sedang berjalan ditengah
malam, wajahnya
tampak kusut dan penuh kegundahan, maka si Amir pun
melemparkan karung itu pada si lelaki dan berkata
: “terimalah sedekahku..!”, lalu
iapun
lari terbirit-birit, agar si lelaki itu tak mengenalinya.
Keesokan
harinya kampung itu gempar, semalam ada seorang perampok yang ketiban
rizki sekarung
perhiasan dari lelaki misterius, ah..ah..
Amir sangat lesu.. dua tahun
sudah
kukumpulkan uang dengan susah payah, tapi selalu salah alamat. Namun Amir
masih
juga penasaran.., ia kembali
kumpulkan uang.. berlanjut hingga setahun,
maka
ia
berbuat seperti tahun yang lalu lalu, menaruh uang dinar emasnya
di kantung kulit,
lalu
berjalan ditengah malam.. ia melihat seorang tua renta yang berjalan tertatih
tatih
sendirian..
nah.. ini.. pasti tak salah alamat..gumam Amir.. iapun memberikan kantung
Dinar
Emasnya pada Kakek itu dan lari.
Keesokan harinya
kampung itu gempar lagi, seorang
Kakek yang menjadi
orang
terkaya di kampung itu mendapat sedekah
sekantung emas dinar..
maka Amir pun
roboh.. ia kapok.. berarti
memang ia adalah pria busuk yang sedekahnya tak akan
diterima oleh Allah, 3 tahun ia berjuang namun Allah menghendaki lain.., Amir pun
berdoa
: “Rabbiy kalau kau menerima sedekahku itu maka tunjukkanlah..”
Zaman
terus berlanjut tanpa terasa, puluhan tahun kemudian Amir sudah tua renta, di
usia senjanya
ia mendengar ada dua orang ulama adik kakak, keduanya
menjadi
ulama
besar dan mempunyai murid ribuan, kedua Ulama itu anak yatim, ayah mereka
wafat
saat mereka masih kecil, lalu karena jatuh miskin maka ibunya akhirnya melacur
untuk menghidupi anaknya, dalam suatu malam ibunya bermunajat pada Allah :
Rabbiy, kuharamkan rizki yang haram untuk anak-anakku, malam ini berilah
aku rizki
Mu yang halal, lalu Ibu itu tertidur di emper jalan, lalu ada seorang misterius
yang
melemparkan sekantung
uang dinar emas padanya, lelaki itu menutup
wajahnya
dengan
cadar, maka sang Ibu gembira, bertobat, dan menyekolahkan anaknya dengan
uang itu dan hingga kedua anaknya
menjadi Ulama dan mempunyai murid ribuan
banyaknya...
Airmata menetes
membasahi kedua pipi Amir yang sudah tua renta, oh.. sedekah ku
itu ternyata
diterima Allah.. dan pahalanya dijaga Allah hingga berkesinambungan
dengan anak-anak
sipelacur yang menjadi
ulama dengan uang sedekahnya, dan
memiliki
murid ribuan pula, Maha Suci Allah.. Dia tidak menyia-nyiakan jerih payahku..
namun apa nasibnya dengan sedekahku yang tahun kedua?,
belum lama Amir
membatin,
datang pula kabar bahwa seorang Wali Allah
barusaja wafat.., dia dulunya
adalah perampok,
suatu malam ia dilempari sekarung
perhiasan oleh pria misterius,
lalu ia bersyukur kepada Allah, beribadah
dan beribadah, meninggalkan kehidupan
duniawi,
berpuasa dan bertahajjud, hingga menjadi orang yang Shalih dan Mulia, dan
wafat sebagai
dengan mencapai derajat
Waliyullah (kekasih Allah) dan banyak pula
orang
yang bertobat ditangannya.
Amir
semakin cerah wajahnya dan semakin malu kepada Allah, tak lama sampai pula
kabar
padanya bahwa telah dibangun sebuah rumah amal, yang selalu tak pernah sepi
dikunjungi
para pengemis, rumah amal itu selalu membagi-bagikan hartanya pada para
Fuqara, rumah amal itu didirikan oleh seorang tua renta yang kaya raya di kampung
itu, ia awalnya sangat kikir, namun suatu malam ia dihadiahi
sekantung uang dinar
emas
oleh pria misterius, iapun malu dan bertobat, lalu menginfakkan seluruh
hartanya
untuk
rumah amal.
Amir
tak tahan menyungkur sujud kehadirat Allah swt, betapa luhurnya Dia Yang Maha
Menjaga Amal nya yang tak berarti
hingga berlipat-lipat dan berkesinambungan, ah..
Amir benar-benar telah mencapai cita-citanya.. yaitu sabda Rasul saw : “Sedekah
secara sembunyi-sembunyi memadamkan kemurkaan Allah”,
dan ia mendapatkan
pahala yang terus mengalir
tanpa henti, bagai menaruh saham dengan keuntungan
berjuta kali lipat setiap kejapnya, betapa tidak, apalah artinya sekantung
uang dinar
emas dibanding
pahala sujud orang yang bertobat,
sedangkan kita mendengar
hadits
Rasul saw : “Dua raka’at Qabliyah
Subuh lebih mulia dari dunia dan segala isinya”.
Lalu
bagaimana dengan pahala yang bertumpuk dari sebab amal sedekahnya yang tak
berarti itu?, betapa beruntungnya si pria ini, dan betapa mulia derajatnya, dan
merugilah mereka yang kikir dengan hartanya,
yang merasa bahwa makan dan
minumnya lebih berhak didahulukan daripada menjadikannya perantara
yang
mendekatkannya pada Keluhuran yang Abadi, ah.. semoga aku dan kalian
dikelompokkan sebagai
penanam saham untuk meneruskan tegaknya
Dakwah Nabi
Muhammad
saw, amiin..
(
ide cerita dari Shahih Bukhari hadits no.1355)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar