Berserah diri adalah salah satu perintah Allah yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang mengaku muslim. Perintah Allah yang kelihatannya sepele ini kenyataannya tidak mudah untuk dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena orang sering kali tidak menyadari bahwa berserah diri itu membutuhkan kesiapan mental yang memadai. Dan penyiapan/pembentukan mental itu tidak mungkin berlangsung secara instant, tetapi harus melalui tahapan proses yang cukup panjang. Dengan demikian jelaslah orang yang tidak pernah melakukan proses persiapan-persiapan kearah itu, mustahil dapat melakukan berserah diri dengan baik. Inilah proses persiapan(minimal) yang harus nanda dilakukan untuk menumbuhkan mental berserah diri:
- Sering-sering mengulang doa Rasulullah saw. Berikut: Ya Allah, perbaikilah semua urusanku, jangan Engkau serahkan urusanku kepada diriku sendiri, walaupun hanya sekejap
- Dalam beroa jangan sekali-kali mendikte Allah dan memohon sesuatu yang belum tentu manfaatnya(Seperti misalnya minta menjadi kaya, menjadi orang berpangkat/terhormat dan lain sebagainya).
Allah berfirman: “Hai Nuh, Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya (perbuatan)nya, perbuatan yang tidak baik. sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (Hud;46)
3. Dalam menghadapi musibah biasakanlah untuk selalu berfikir positif dalam rangka:
Allah Maha Penyayang, karena itu tidaklah mungkin Ia menganiayai hamba-Nya. Adapun sakit dan pedih itu adalah semata-mata tangga untuk menuju bahagia. [Bila tidak ada kesengsaraan apakah mungkin ada kebahagiaan? Bukankah banyak penyakit yang sembuh dengan memakan obat yang pahit? Bukankah untuk menjadi gelang yang indah, emas itu harus dilebur dulu?].
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia Itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (Yunus:44)
Musibah adalah tanda cinta Allah, penghapus dosa, warning (peringatan) agar kita segera melakukan introspeksi aturan-main-Nya yang mana yang telah kita langgar. Janganlah Nanda mengharapkan yang manis saja dalam hidup ini, karena seringkali yang manis itu membuat kita menjadi sakit perut. Dan jangan pula Nanda takut menghadapi yang pahit, karena sering kali dalam yang pahit itu terkandung obat yang mujarab.
Bila kita tertimpamusibah kemudian tidak ikhlash menerimanya, maka berarti kita telah rugi 2 kali; yaitu pertama, musibah tersebut tetap menimpa kita; dan kedua, kita berdosa karena menolak ketetapan-Nya.
Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang Telah ditetapkan Allah untuk kami. dialah pelindung kami, dan Hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (At-Taubah:51)
!
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(At-Taghaabun:11)
Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.
(Al-Ahzab:17)
Niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu[memanjangkan umurmu] sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila Telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu Mengetahui”.(Nuh:4)
Siapa saja yang tidak rela terhadap ketetapan-Ku dan tidak berlaku sabar terhadap cobanaan-Ku, dan tidak bersyukur terhadap nikmat-nikmat-Ku, maka carilah olehmu Tuhan selain Aku! (Hadits Qudsi)
- Ketidak-kekalan adalah salah satu sunnatullah di dunia. Tidak ada orang yang selamanya sehat, begitu juga tidak ada orang yang susah terus menerus. Hari-hari itu kami jadikan silih berganti antar manusiaAli-Imran:140. Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang dapat menang melawan sunnatullah, ia pasti akan hancur.
- Allah tidak akan membebani seseorang melebihi kemampuannya. Hal ini berarti, bila kita merasa tidak kuat menerima musibah-Nya, maka secara tidak langsung kita telah menuduh Allah itu sebagai pembohong. Musibah yang diberikan Allah itu selalu sesuai dengan kadar kemampuan sipenerimanya; artinya sipenerima musibah itu pasti mampu mengatasinya bila ia mengikuti perintah-perintahNya. Tetapi bila ia tidak mau menuruti perintah Allah, boleh jadi ia akan hancur. Hal ini ibarat seorang pasien yang menderita dengan penyakitnya karena ia tidak mau mengikuti nasehat dokternya. Atau ilustrasi lainnya: bila seorang siswa SD tidak lulus pada ujian akhirnya, tentunya hal ini bukanlah berarti soal ujian itu diluar kemampuannya, tetapi pasti karena ia kurang rajin dalam belajar. Kecuali bila tidak lulusnya siswa SD itu karena soal yang di berikan padanya adalah soal ujian untuk murid SMA, barulah dikatakan ujian itu diluar kemampuannya. Dan guru yang berbuat seperti itu, jelas bukan guru yang bijaksana! Sedangkan Allah mustahil berbuat seperti yang dilakukan oleh guru itu, karena Ia adalah Maha Bijaksanan.
Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka) Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim, (Al-araf:42)
?
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(Al-Baqarah:286)
Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya,..(Al-muminun:62)
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.(Ath-Tholaq:7)
- Kenapa orang menjadi sedih atau bersusah hati? Boleh jadi karena dia tidak tahu rahasia alam dunia ini. Bila dia tahu bahwa dunia ini adalah kandangnya tipuan, hari ini dibuatnya kita tertawa dan hari lain ibuatnya kita menangis, niscaya orang tidak akan terjebak dengan hitungan banyak atau sedikit, manis ataupun pahit!
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau (Muhammad:36)
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.(Hadiid:20)
- Allah mempunyai rencana jangka panjang yang lebih baik.
boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui. (Al-Baqarah:216)
- Bila awan tidak menangis, mana mungkin taman akan tersenyum(Jalaluddin Rumi)
Wallahu alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar