بسم الله الرحمن الرحيم
سِرُّ النَّظْرَةِ النَّبَوِيَّةِ فِي وَجْهِ الشّيْخِ
-" قَالَ الْاِمَامُ أَحْمَدُ اَلرِّفَاعِي قَدَّسَ اللَّهُ سِرَّهُ"
( اَلنَّظَرُ اِلَي وَجْهِ الشَّيْخِ عِبَادَةٌ. وَيَزِيْدُ فِي الدِّيْنِ وَالْعَقْلِ وَالْاِيْمَانِ، وَمِنَ الْبَلَاءِ أَمَانٌ).
لِاَنَّ وَجْهَ الشَّيْخِ مُخْتَارٌ مِنْ قِبَلِ الْحَضْرَةِ الْمُحَمَّدِيَّةِ، وَسَرَي فِيْهَا سِرُّ النَّظْرَةِ النَّبَوِيَّةِ:
طُوْبٰي لِمَنْ رَآنِي وَرَأٓي مَنْ رَآنِي
Imam Ahmad Rifai QS berkata:
"Memandang wajah Guru itu Ibadah, bisa menambah nilai agama seseorang, menambah kecerdasan akal, menambah Iman, dan bisa menjadi sebab aman dari bala.
(Mengapa demikian?)
Karena wajah Guru itu dipilih dari sisi Hadrotul Muhammadiyah, hingga berlaku padanya (wajah Guru) rahasia daripada memandang Wajah Nabi Muhammad SAW.
Sabda Nabi Muhummad SAW:
"Sungguh beruntung orang yang melihatku dan orang yg melihat orang yg melihatku."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar