DOSA ORANG YANG MENGAJAK KEPADA KESESATAN ATAU MEMBUAT TRADISI YANG BURUK
(Bedah Pemikiran Mbah Hasyim Asy’ari)
Luthfi Bashori
Ternyata KH. Hasyim Asy’ari diberi oleh Allah suatu keistimewaan yang sangat luar biasa di luar rata-rata kemampuan kebanyakan orang, hingga beliau mampu memprediksikan apa yang bakal terjadi, terutama di kalangan orang-orang yang sering menisbatkan diri sebagai para pengikut Mbah Hasyim Asy’ari. Hal ini tersurat dan tersirat pada karya tulis beliau dalam kitab Risalah Ahlis Sunnah wal Jamaah.
Contohnya, jaman sekarang semakin banyak tokoh-tokoh yang bermunculan di kalangan warga Aswaja, namun sama sekali sang tokoh itu tidak mencerminkan sebagai panutan yang baik bagi warga Aswaja, bahkan sebaliknya cenderung menjadi figur yang sesat dan menyesatkan umat Islam.
Misalnya, banyak sekali tokoh yang muncul dengan membawa paham Liberalisme, Sekulerisme, Pluralisme, Sinkretisme serta aliran Kejawen, Kepercayaan, Kebatinan, dan yang sejenisnya.
Liberalisme yang dimaksud adalah kepanjangan tangan dari pemahaman kaum orientalis Barat dari kalangan orang-orang kafir yang sengaja mempelajari ilmu keislaman bukan untuk diamalkan, namun dengan tujuan untuk merusak Islam dari dalam. Inti ajaran Liberalisme adalah upaya menolak ajaran Syariat yang menjadi ijma’ (kesepakatan para Shahabat dan Ulama Salaf) melalui pemikiran-pemikiran liberal atau bebas.
Sekularisme yaitu paham yang memisahkan urusan kenegaraan dari aturan agama, dengan tujuan agar negara itu itu terbebas dari undang-undang yang berbau ajaran agama, seperti menolak Perda Syariat atau Perda Anti Maksiat.
Pluralisme adalah ajaran yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama, karena menganggap kebenaran dari semua agama adalah relatif.
Sinkretisme, yaitu aliran yang sengaja mencampuradukkan dan memadukan paham-paham dari berbagai macam agama maupun aliran kepercayaan dalam satu pemahaman bersama. Seperti maraknya bermunculan sekelompok Lintas agama, hingga umat Islam merasa bangga jika ikut acara misa gereja, kirim hadiah tumpeng ke pendeta, atau menghadiri upacara di hari besar agama Hindu dan Budha, atau ikut melarung laut untuk memberikan sesajen kepada Nyai Roro Kidul yang dianggap sebagai penunggu laut Selatan, atau sebaliknya dari kalangan tokoh-tokoh kafir sengaja diundang dalam kegiatan intern umat Islam semisal acara muktamar, selamatan, dan lain sebagainya.
KH. Hasyim Asy’ari menukil Hadits dari Imam Abu Daud dan Imam At-Tirmidzi yang meriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, ia akan mendapatkan pahala seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, ia akan mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.”
KH. Asy’ari juga menukil Hadits dari Imam Muslim yang meriwayatkan sebuah hadits panjang dari Sayyidina Abdurrahman bin Hilal dari Jarir bin Abdullah Al-Bajali RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang membuat tradisi baik di dalam Islam, ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala (yang sama dengan) orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang membuat tradisi buruk dalam Islam, ia akan mendapatkan dosanya dan dosa (yang sama dengan) orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.”
Selanjutnya KH. Hasyim Asy’ari menukil pendapat Imam Mujahid Rahimahullah yang mengatakan dalam tafsir ayat 25 dari surat Annahl, yang artinya:
“Mereka hendak memikul dosa-dosa mereka sepenuhnya pada hari Qiamat dan (memikul) sebagian dari dosa-dosa orang-orang yang merekan sesatkan”
Maksudnya menurut Imam Mujahid, bahwa tokoh-tokoh yang menyesatkan umat itu, akan terbebani dengan dosa-dosa mereka sendiri dan dosa-dosa orang-orang yang mengikuti mereka, dan hal itu tidak meringankan beban orang-orang yang mengikuti mereka itu sedikitpun.
KH. Hasyim Asy’ari juga menukil hadits dari Imam At-Tirmidzi yang meriwayatkan dari Sahabat Amr bin Auf RA bahwasanya Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menghidupkan suatu sunnah di antara sunnah-sunnah yang telah mati sepeninggalku, sesungguhnya ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakan sunnah itu tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yanag membuat suatu bid’ah aliran dan perilaku sesat yang tidak di ridhai oleh Allah dan rasul-Nya, ia akan mendapatkan dosa seperti dosanya orang-orang yang mengerjakan bid’ah sesat itu tanpa mengurangi dosa para pengikutnya itu sedikitpun.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar