Jumat, 06 September 2019

Hafal quran 30 juz. Tapi menolak islam

PELAJARAN MAHAL DARI SEJARAH
SEMOGA MANFAAT !!!!!!

HAFAL QURAN 30 JUZ DAN HADlTS TAK MENJAMIN KITA MASUK SURGA

Kisah nyata ini dituturkan Habib Quraisy bin Qosim Baharun, Cirebon, dari kisah perjalanannya tahun 1996.

Kala itu pesawat melintasi daratan Afrika. Diantara penumpangnya ada Habib Quraisy dan ibu Tua sekitar 65-70 tahun berpenutup jilbab di sebelahnya. “Dimana asal Anda?” Tanyanya.

Tau kalau Habib Quraisy adalah orang Indonesia, maka ibu tua itu mengajak beliau berbahasa Indonesia dan amat fasih pula. Ibu Tua itu tersenyum bijak sambil berkata “Saya ‘Alhamdulillah’ menguasai sebelas bahasa dan 20 bahasa daerah”.

Ibu Tua itu mulai mengupas pembahasan Al-Qur’an dengan indah dan mahir.

Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al Qur’an, “Apakah Ibunda HAFAL AL-QUR’AN ?”

Beliau jawab “Ya, saya telah menghafal Al-Qur’an dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al-Quran saja sehingga saya berusaha menghapal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal."

Tidak sampai disitu, Ibu Tua itu melanjutkan bicaranya, “Namun Al-Qur’an harus bergandengan dengan hadist, maka saya kemudian berupaya lagi menghafal hadist tentang hukum sehingga saya hafal kitab hadist Bulughul Marom di luar kepala."

“Lantas saya masih juga belum merasa cukup, karena di dalam Islam bukan hanya ada halal dan haram tapi harus ada fadhailul amal, maka saya pilih kitab Riyadhus Sholihin untuk saya hafal dan saya hafal”. Kata Ibu itu menuturkan pendalamannya tentang Islam kepada Habib Quraisy.

Ibu itu kembali bertutur, “Di sisi agama ada namanya tasawuf, maka saya cenderung pada tasawuf sehingga saya pilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali khatam membacanya.

Saking seringnya saya baca Ihya Ulumuddin sampai-sampai Bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala”.

Habib Quraisy terperangah melihat kehebatan dan luarbiasanya Ibu itu. Namun karena tidak percaya begitu saja, Habib pun akhirnya mencoba test kebenaran perkataannya. Apakah benar Ia telah hafal Al Qur’an? Apakah benar Ia menguasai Tafsir Jalalain, tentang asbabun nuzul dan qaul Ibnu Abbas? Setelah melalui beberapa pertanyaan. Ternyata memang benar Ibu itu hafal Qur’an bahkan mampu menjawab tafsirnya dengan mahir dan piawai.

Ketika Habib mengangkat permasalahan ihyaul mawat yang ada dalam kitab Bulughul Maram, ternyata Ibu Tua itu pun bisa menjabarkannya dengan jelas.

Ketika Habib membahas tentang hadist Riyadhus Sholihin, maka Ibu Tua itu menyebutkan sesuai apa yang disebutkan dalam kitab Dalailul Falihin sebagai syarah kitab hadist tersebut.

Dan lagi Ia menjelaskan masalah psikologi hati berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal 'ajaibul qulub. Kembali Habib dibuat heran akan kehebatan Ibu Tua itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Pesawat akan mendarat di Airport. Ibu itu mengambil tasnya yang ada di kabin. Kerana sudah merasa kenal, Habib membantu menurunkan 3 tasnya ke lantai pesawat.

Subhaanallah…

Saat Ibu itu menunduk untuk mengambil tasnya ternyata keluar dari balik jilbabnya seutas kalung salib.

Seperti petir menyambar di siang bolong, Habib Quraisy menunduk lemah. Ibu itu tersenyum,  “Akan kujelaskan padamu nanti di hotel.”

Habib akan transit selama sehari semalam, pun begitu pula dengan Ibu Tua itu. Maka di ruang tunggu dia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan berjanji bertemu di ruang lobbi restaurant.

Keduanya akhirnya bertemu. Kepada Habib Qurasy ia mengatakan, “Saya bukan orang Kristen, mengapa saya keluar dari Kristen ?… karena saya menganggap Kristen itu hanya dongeng belaka. Dan kalung ini bukan berarti saya Kristen, tapi kalung ini pemberian almarhumah ibu saya."

Ia mengatakan bahwa Ia telah mempelajari Kristen, Hindu juga Islam. Ia mengungkap ketertarikannya mengenai keagungan yang ada di balik wahyu Allah SWT dan hadits Nabi Muhammad SAW.

“Ibu apa agamanya sekarang ?” Habib bertanya.

Ibu itu menjawab, “Saya tidak beragama.”

“Andai Ibu masuk Islam, begitu baca syahadat, ibu akan langsung dapat titel ulama, Karena demikian luas ilmu yang ibu miliki." kata Habib.

Ia menjawab,  “MUNGKIN KARENA SAYA BELUM MENDAPAT HIDAYAH DARI ALLAH."

Habib Quraisy meneteskan air mata bersyukur kepada Allah SWT, beliau berfikir, bagaimana mungkin orang seperti ibu itu yang sudah hafal Al-Qur’an dan lain sebagainya ternyata belum Allah izinkan untuk beriman kepada-NYA.

Sementara kita ... Alhamdulillah ... tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah SWT untuk jadi seorang muslim.

Demikianlah kisah ajaib ini. Semoga dapat diambil pelajaran, betapa bersyukurnya​ kita kepada Allah yang telah  memberikan nikmat yang amat besar kepada kita semua berupa Iman, Islam dan Ihsan. Semoga nikmat ini akan tetap abadi sampai akhir hayat, sehingga kita termasuk orang yang Husnul Khatimah.

Ibu tua itu namanya ANN MARIE SCHIMMEL, ahli terkemuka dalam literature Islam & mistisisme (tasawuf), berkebangsaan Jerman, sebagai professor mengajar di 3 Universitas terkenal di 3 Negara berbeda, dikenal memiliki ingatan fotografis. Wafat tahun 2003 di usia 80 tahun, entah bagaimana tentang keimanannya di akhir hidupnya. Tidak ada yang tau ???

Ternyata betapa mahalnya hidayah ...

SETINGGI-TINGGINYA ILMU, 
SELUAS-LUASNYA PENGETAHUAN,
SEDALAM-DALAMNYA PEMIKIRAN, DAN 
SEKUAT-KUATNYA HAFALAN AL-QUR’AN 30 JUZ DAN HADlTS.
TIDAKLAH MAMPU MENGGAPAI HIDAYAH.
KERANA HIDAYAH DATANGNYA DARI RAHMAT ALLAH.
SEBAGAIMANA SEORANG HAMBA MASUK SURGA KARENA RAHMATNYA.
Tidaklah cukup hanya sekedar hafal Al-Qur'an dan hadist.

Subhanallah ...

Sujud syukur kami pada-Mu Ya Rabb ... atas nikmat Iman, Islam dan Ihsan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami ... Aamiin ...

Semoga bermanfaat ...

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا ومولانا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين .

Wassalamualaikum wr..wb ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar