Ketika
Natal dan Tahun baru demikian meriahnya di Ibukota, dan banjir dosa di Jakarta
ini
perlu dibersihkan oleh Istighfar yang tak kunjung muncul dari lidah pendosa, maka
Allah
swt menurunkan musibah demi memunculkan peringatan dan tumbal atas dosa,
bahwa setiap kemungkaran adalah membuka pintu musibah, maka selang beberapa
hari
pasca pesta Natal dan Pesta Tahun Baru turunlah hujan yang belum pernah terjadi
sebelumnya sepanjang
usia Jakarta, sebagian
Jakarta terendam air, rintihan dan
tangis, listrik
mati, berpuluh ribu wajah tampak kusam, jalan jalan lintas dan protocol
terputus.
Maka rintihan
doa dan istighfar fuqara, shalihin
dan ulama, terus menggema di langit
Jakarta, namun munajat mereka itu menjadi
agak bernada sumbang
karena banyak
pula
muslimin muslimat yang berlindung di gereja gereja dan rela makan dengan nama
Yesus kristus,
yang rupanya Iman dan kepercayaan mereka turut tersapu
banjir
dahsyat tahun ini, mereka memilih pendeta
pendeta sebagai pelindung, mereka
merasa
aman di gereja dan banyak pula yang pindah agama.
Allah swt mencabut musibah,
banjir surut, hujan mereda, maka masih terngiang
ditelinga kita firman Nya swt : “Bila kalian bersyukur maka kutambah kenikmatan
kalian,
bila kalian kufur maka siksa Ku sangatlah pedih”. Seruan itu menyeru kita untuk
bersyukur
atas redanya musibah ini, hingga kenikmatan dan kebahagiaan akan terbit.
Namun
sayang.. 14 desember ini pemuda pemudi kita mulai lagi dengan ulahnya, ada
apa dengan mereka?, mereka membuat upacara
tasyakkuran kah?, bukan, mereka
merayakan hari Valentin, hari kasih sayang yang bila kita dalami maknanya hari itu
lebih
lugas disebut “Hari Perzinahan Sedunia”.
Sanubari
kita menjerit.., ada apa dengan adik adikku?, ada apa dengan anak anakku?,
mereka muslimin
muslimat namun hati mereka di Gereja, semua kabar yang datang
dari Gereja mereka terima bulat bulat, semua yang dirayakan oleh Abdi Gereja
merekapun turut merayakannya, mereka Gembira dengan apa apa yang
menggembirakan
para Abdi gereja, dan mereka ikut apa saja yang diajarkan oleh Abdi
Gereja, pesta, festifal musik, perayaan natal, tahun baru, dan kini hari kasih sayang,
yaitu
hari Valentin, adik adik kita dan anak anak kita yang muslimin muslimat sungguh
hati mereka terikat di Gereja, kiblat mereka Gereja,
apasaja yang dikatakan
indah di
Gereja maka mereka memanutnya, apasaja yang dikatakan
buruk di gereja maka
mereka menghinakannya, sebaliknya apasaja yang dikatakan oleh Allah dan Rasul
Nya mestilah
disaring dulu, banyak yang sudah tidak logis, poligami, ucapan salam,
dan banyak lagi sunnah yang diludahi
oleh muslimin muslimat
karena Jijik terhadap
sunnah
Nabi mereka, mereka berdemo menentang sunnah Nabinya.
Duh..
Gusti.. cukup.. cukup… hari natal dan
tahun baru di Jakarta meriah dengan tawa
terbahak bahak dan pesta gembira, dan tak beberapa
hari kemudian datanglah
waktunya menangis,
menjerit, sedih dan bingung, dan kini pengingkaran itu muncul
kembali, perzinahan memenuhi pelosok bumi Jakarta di malam Valentin,
Rabbiy…
Tuhanku..
Tuhanku… kami lari berlindung kepada
Mu dari kemurkaan Mu dan cobaan
Mu,
Rabbiy kasihanilah kami.., kasihanilah kami.., kasihanilah kami..,
Kuseru segenap
pembaca yang budiman,
saudara dan saudariku
yang kumuliakan,
bangkitlah untuk menjadi pelopor
kebangkitan Sunnah, bangkitlah untuk
menyingsingkan baju untuk mendukung
dan membela Allah, rumah rumahmu,
adik
adikmu, anak anakmu, teman temanmu, sudah berkiblat kepada gereja dalam segala
hal
yang mulia dimata mereka, dan sedikit demi sedikit meninggalkan Allah swt,
semua
kelompok sudah terjebak oleh jaring jaring gereja, konglomerat muslimin, politikus
muslimin, pemuda pemudi muslim,
anak anak muslimin,
bahkan kini fuqara muslimin
lari ke gereja dan memilih disuapi
makanan yang sudah dibubuhi kalimat
kemurkaan
Allah.
Tuhanku… Tuhanku…
kami merintih dan bersujud ke hadirat Mu, sembah sujud kami
siang dan malam hanya untukmu Rabbiy..,
kami meminta hujan keberkahan dan
hidayah atas saudara saudara
kami yang terjebak
dalam kehinaan, sungguh
bila
mereka melihat
lolongan para teman2nya
yang dholim dan fasiq di dalam kubur
niscaya mereka tak henti menangis dalam sujud mengemis
belas kasihan Mu atas
dosa dosa, sungguh bila mereka melihat
Dzat Mu Yang Maha Luhur niscaya mereka
akan bertekuk
lutut dan bersimpuh
sujud pada Mu dan menyesal
dengan sejuta
penyesalan,
mereka akan meninggalkan semuanya demi memilih Mu Rabbiy..,
mereka akan bersabar 1000 tahun dalam kelaparan, mereka rela ditimpa
musibah
seumur hidup, asalkan dapat memandang Dzat Mu Yang Maha Agung..,
Rabbiy..
maafkan dan kasihanilah mereka..
berilah mereka hidayah..
sungguh mereka tak
mengetahui..
Kami mengangkat kedua telapak tanga penuh dosa ini, dengan membuka gerbang
harapan seluas luasnya dalam sanubari kami, serta munajat
yang berpadu dengan
munajat
Nabi Mu yang termulia, Nabi Muhammad saw yang bermunajat dengan kedua
pipi dibasahi
airmata seraya berseru…Wahai Allah beri hidayah
pada kaumku,
sungguh mereka tak mengetahui.., dan kami menyambung lidah nabi kami, dan
kamipun bermunajat.. Wahai Allah beri hidayah pada kaumku, sungguh
mereka tak
mengetahui..,
Munzir
Almusawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar