Gempa Bumi, Gunung Meletus,
Banjir, Wabah Penyakit,
Hama, Angin Taufan,
Matahari, Bulan, kesemuanya merupakan
tentara Rabbul ‘Alamiin
yang bergerak dan
bertugas
dengan Kehendak Nya dan Perintah Nya. Maka Dia Yang Maha Agung dalam
Kekuasaan
Nya yang Tunggal dan Abadi telah berfirman kepada Pemimpin para Duta
Nya, Sayyidina
Muhammad saw : “Sungguh Kuutus Engkau Sebagai
Pembawa
Rahmat
Bagi Seluruh Alam”. (QS Al Anbiya – 107).
Maka sebagaimana disebutkan pada Tafsir Imam Attabari
Juz 17 hal. 106, bahwa
Rasul
saw adalah Rahmat Allah (Kasih Sayang Allah) untuk seluruh manusia, muslim
dan kafir, Rahmat Nya pada orang kafir adalah dengan tertundanya siksa mereka di
muka
bumi, tidak seperti ummat-ummat terdahulu
yang mana saat mereka kafir pada
Nabi Nya maka Allah segera menumpahkan musibah pada mereka,
namun untuk
ummat ini walaupun mereka Kufur dan kufur, Allah tetap tidak segera menjatuhkan
siksa.
Maka
fahamlah kita bahwa Bumi ini sejak Kebangkitan Rasul saw hingga akhir zaman,
dalam
naungan Rahmat Nya swt, yaitu Muhammad saw. Alangkah luhurnya nabi yang
satu
ini, hingga muslim dan kafir di masa beliau hingga akhir zaman tetap terjaga
dari
siksa
kekufuran (Tafsir Imam Qurtubi Juz 4 hal 63).
Bila kita menjenguk sedikit
pada ayat yang lain Allah swt berfirman: “Hampir Saja
Seluruh
Langit Itu Pecah, Bumi Terbelah dan Gunung-Gunung Itu Hancur, Ketika
Mereka
Mengatakan Allah Mempunyai Putra”.
(QS Maryam 90-91), Allah menahan
alam ini hancur padahal
seluruh alam ini murka terhadap
manusia yang menghina
Rabbul ‘Alamin,
sebagaimana kita murka bila orang yang kita cintai dihina, atau ayah
atau guru yang kita muliakan dihina,
demikian pula alam, namun Allah menahannya
karena
masa ini adalah Masa Muhammad saw,
Nah.. Rahmatan
Lil’alamin ini adalah Penangkal Musibah
bagi alam, dan ternyata
bukan hanya itu, namun para ummat beliau saw pun mewarisi
Rahmat itu, yaitu
mereka
yang beriman kepada beliau saw, Allah jadikan mereka itu penangkal musibah
bagi kaumnya,
sebagaimana firman Allah swt : “Dan Ketika Mereka (orang-orang
kafir)
Berkata: Wahai Allah, Bila Ini (Muhammad saw) Merupakan Kebenaran Dari
Sisi Mu, Maka Turunkan
Pada Kami Hujan Batu Atau Datangkan Pada Kami
Siksaan Yang Pedih, dan Tiadalah Allah Akan Menyiksa
Mereka Selama Engkau
(Wahai Muhammad
saw) Berada Diantara
Mereka, dan Tiadalah
Allah Akan
Menyiksa Mereka Selama Ada Diantara Mereka (ada diantara
muslimin diantara
mereka)
Yang Beristigfar” (QS Al Anfal 33).
Nah..jelaslah bahwa orang-orang yang beristighfar menahan
siksa/ azab pula bagi
kaumnya yang kufur, bahkan ayat lainnya
: “Kalau Bukan Karena Lelaki-Lelaki
Mukmin dan Wanita-Wanita Mukminat,
Yang Kalian Tidak Mengetahui dan
Hampir
Kalian Membunuhnya, Maka Kalian Akan Mendapat Kesulitan Bila
Mencelakai
Mereka, dan Agar Allah Mengumpulkan Siapa Yang Dikehendaki Nya
Dalam Kasih Sayang Nya, Dan Bila Mereka Itu Pergi, Maka Niscaya Kami
Tumpahkan Siksaan
Pada Orang Yang Kafir Diantara
Mereka Dengan Siksaan
Yang
Pedih” (QS Al Fath 25) dan kini Allah menjelaskan bahwa orang-orang mukmin
membuat kesejahteraan pada kaumnya, walaupun
mereka kufur dan jahat, namun
keberadaan
orang-orang mukmin diantara mereka membuat Allah menahan siksa Nya.
Bahkan Rasul saw bersabda
: “Tidaklah akan datang hari kiamat selama masih ada
yang mengucapkan Allah.., Allah..”. (Shahih
Muslim hadits no.148)
dan sabda Rasul
saw : “Tidak terjadi
Kiamat diatas seseorang
yang berkata Allah, Allah”. (Shahih
Muslim no.149).
Tentunya seorang muslim dari Ummat Muhammad saw, maka
fahamlah kita bahwa Dzikir orang-orang muslim menahan datangnya
Kiamat, dan
kiamat adalah Musibah terbesar
sepanjang usia Alam diciptakan, dan apalah artinya
musibah
banjir, gunung meletus dan lainnya yang tak sedebu dari kejadian Kiamat..?,
Ketahuilah makin banyaknya musibah
dimuka bumi ini adalah disebabkan semakin
berkurangnya
orang-orang yang berdzikir, semakin kurangnya orang yang beristighfar,
semakin kurangnya
orang yang berdoa,
bermunajat, dan bertahajjud di malam hari.
Lalu
kelaparan, gunung meletus, gempa, banjir, dan segala bencana alam ini semakin
santer
dimuka bumi, maka jawabannya segera kita temukan, karena semakin
berkurangnya
orang-orang yang berdzikir dan beristighfar kepada Allah swt.
Maka muncullah
segala musibah ini, mengapa?, dari Rahmat Nya swt tentunya,
sebagaimana hadits-hadits dibawah ini, Sabda Rasululllah saw : “Tiadalah
musibah
menimpa seorang
muslim, terkecuali dikurangi
dosa darinya, walaupun
hanya duri
yang menusuknya”. (Shahih Muslim hadits no.2572, Shahih Bukhari hadits no.5317),
Sabda
Rasulullah saw : “Tiadalah seoang mukmin mendapat musibah berupa
kesulitan, permasalahan, kesedihan, penyakit, bahkan kegundahan hati yang
menyelimuti hatinya,
kecuali merupakan penghapusan dosa baginya” (Shahih
Muslim
hadits
no. 2573, Shahih Bukhari hadits no.5318).
Ketika
turunnya ayat : “Semua Yang Berbuat Dosa Pasti Akan Dibalas”, maka para
sahabat tampak kebingungan dan sangat ketakutan, maka Rasul saw memanggil
mereka dan berkata : “Kemarilah kalian..,
mendekatlah dan duduk berkumpullah
padaku.., ketahuilah bahwa semua yang menimpa muslimin
adalah penghapusan
dosa, bahkan kesusahan dan pula duri yang melukainya” (Shahih Muslim hadits
no.2574).
Wahai saudaraku, semakin banyak dosa kita maka telapak tangan penghapus dosa
segera menyeka
dosa-dosa kita, bila tak kita bersihkan maka akan datang “Tangan
Penyeka” yang mengajak kita kembali kepada Nya dalam keadaan suci, “Tangan
Penyeka” itu menyeka dosa disertai antibiotik pembersih penyakit di tubuh, bila
dosanya
kecil maka hanya perlu sedikit diusap maka akan bersih, namun bila kotoran
itu
sudah berkerak dan menular sekampung pula, bahkan sewilayah, bahkan sedunia,
maka
alat penyeka itu akan bertebaran dibelahan barat dan timur..,
Wahai
Saudaraku bangkitlah, Majelis Rasulullah saw ditegakkan dengan tujuan agung,
yaitu
memperbanyak orang-orang bertobat dan mengenal Allah, menghidupkan dzikir,
mengguncang
jakarta dengan dzikir Allah, Allah.., dan menumbuhkan semangat dihati
muslimin agar mewarisi semangat
Muhammad saw, yang dengan jiwa seperti inilah
musibah
akan sirna,
Anda lihat di Aceh?, bagaimana Pekuburan
para shalihin tidak disentuh musibah?,
bagaimana Air setinggi 30 meter dengan kecepatan rata-rata
300km/jam dengan
kekuatan ratusan
juta ton itu terbelah di masjid-masjid dan pekuburan orang shalih?,
ada
di masjid itu?, ada apa di kubur itu?, Singkat saja, ini adalah isyarat Nya kepada
seluruh penduduk
Bumi bahwa tempat-tempat sujud kepada Ku, dan
tempat berdzikir
bekas
peninggalan hamba-hamba Ku yang shalih tak akan disentuh musibah, demikian
pula
pusara-pusara mereka yang telah wafat dari Hamba Ku yang shalih pun tak akan
disentuh
musibah…!”
Dan begitulah.. air bah yang sedemikian dahsyatnya itu tunduk dan menyingkir dari
tempat-tempat beribadah
mereka, siapa?, para ahli dzikir tentunya, hamba-hamba
yang
sujud dengan khusyu pada Nya, merekalah penangkal musibah, maka kita mesti
memperbanyak kelompok
masyarakat yang seperti
ini.. Kita sering terlalu jauh, tak
mungkin kita bisa menjadi
penangkal musibah, kita adalah pendosa.., opini semacam
ini sering meracuni pemikiran
kita.. Ok kita buktikan, bukankah
tempat yang paling
banyak
maksiatnya di seluruh Indonesia adalah jakarta?, berarti jakarta lah yang
paling
berhak
ditimpa “Tangan Penyeka”, namun mengapa musibah selalu menimpa wilayah
luar
jakarta?, betul di jakarta ada kebanjiran, ada wabah, namun sangat tak seberapa
dibanding musibah
diluar jakarta, mengapa?,
Ketahuilah bahwa jakarta
inipun kota
yang paling banyak majelis
taklimnya di seluruh
Indonesia, paling banyak majelis
Dzikir,
majelis maulid dll.
Maka
semakin kita meramaikan masjid-masjid dan majelis-majelis, maka kasih sayang
Nya terlimpah, sebagaimana Firman Nya dalam hadits Qudsiy : “Sudah Kupastikan
Kasih Sayangku
Pada Mereka Yang Saling Mengasihani Karena Aku, Saling
Berkumpul Karena Aku, Dan Saling Berkorban
Karena Aku” (Imam Hakim dalam
Mustadrak
ala Shahihain hadits no.7314 yang menyebutkan bahwa hadits ini
memenuhi
syarat shahihain sebagai hadits shahih), demikian pula dengan makna yang
sama
pada Shahih Ibn Hibban hadits no.575.
Maka sudah selayaknya kita segera bangkit
meramaikan masjid-masjid kita, rumah-
rumah
kita, wilayah kita, dengan dzikrullah dan majelis-majelis dzikir dan Ibadah,
inilah
yang mesti kita makmurkan, jangan kita terfokus
kepada kemajuan dan kemajuan,
yang pada dasarnya kemajuan
tanpa iman adalah kepastian datangnya
musibah,
Gempa Bumi, Gunung meletus,
taufan dan masih banyak lagi tentara Rabbul ‘Alamin
yang
akan diutus Nya sebagai alat penyeka..
Wahai Yang Maha Luhur dan selalu memuliakan hamba Nya yang berzikir kepada
Nya,
muliakanlah setiap pembaca risalah ini
dengan pengampunan Mu, penyelesaian
dari segala kesulitan dan musibah, pengabulan segala doa dan munajat, dan pula
Curahkan
kemuliaan Mu dengan kenikmatan dan kebahagiaan Dunia dan Akhirat bagi
saudara saudara
kami muslimin yang tertimpa musibah
di Jogja dan seluruh belahan
bumi muslimin,
gantikan harta mereka dengan yang lebih indah di dunia dan akhirat,
muliakan yang wafat dari mereka dengan mati syahid,
dan kumpulkan arwah mereka
bersama
para syuhada di alam barzakh, amiin amiin..
Dan mudahkanlah perjuangan Majelis Rasulullah saw dan seluruh
majelis taklim dan
dzikir di muka bumi, selesaikan kesulitan
dan hambatan kami, maafkan seluruh
dosa
pendukung kami, dan curahkan
shalawat sebanyak banyaknya
dan semulia-mulianya
kepada Imam kami dan Idola kami Sayyidina Muhammad
saw serta keluarga
dan
sahabatnya, muliakan
pula semua orang orang yang memuliakannya, walhamdulillahi
ala
dzalik..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar